Ngotak Donk
Selasa, 01 Oktober 2024
Salah Paham tentang Indonesia Kaya
Senin, 30 September 2024
ORANG BAJAU BUKTI HIDUP EVOLUSI MANUSIA MASIH BERLANGSUNG
Selama
berabad-abad lamanya penggembara laut di Nusantara telah akrab dengan
semenanjung, atol, selat, pelabuhan, dan teluk di lautan. Mereka bisa
membaca navigasi alam, ke mana angin akan bertiup dan kapan musim
berganti. Mereka menyebut diri mereka sebagai orang laut dan menyebut
yang lainnya sebagai orang darat.
Salah satu kelompok penggembara laut yang dikenal handal sejak dulu
adalah Orang bajau. Ada banyak desa yang tersebar di seluruh Nusantara
menjadi tempat tinggal permanen mereka dan salah satunya adalah Pulau
Medang di Nusa Tenggara Barat. Penelitian menunjukkan bahwa Orang bajau berasal dari pulau-pulau Filipina kemudian mereka tersebar di Kepulauan
Indonesia, termasuk di beberapa bagian di Malaysia.
Dahulu
mereka hidup bersama dalam kelompok-kelompok kecil di mana kapal laut
lebih terlihat seperti rumah bagi mereka. Orang Bajo adalah pelaut,
nelayan, pembuat kapal, bahkan sekaligus penyelam yang piawai. Mereka
menganggap semua orang sederajat dan karena itu mereka tidak mengenal
stratifikasi sosial dalam kehidupan sehari-harinya.
Setengah juta Orang bajau tinggal di wilayah Indonesia, Malaysia, dan
Filipina. 10.000 jiwa dari mereka terus hidup sebagai penggembara di
laut. Di Pulau Medang, orang-orang ini menetap di sebuah desa di pantai
timur. Sedangkan di bagian barat pulau, Orang bugis hidup dalam kelompok
yang berbeda dalam satu pemukiman.
Pulau Medang dapat dicapai selama beberapa jamber layar dengan perahu ke
arah barat dari Pulau Moyo, pulau yang paling terkenal di Sumbawa.
Lebar Pulau Medang adalah sekitar 8km, membentang dari barat ke timur.
Pulau Moyo adalah tempat di mana Lady Diana pada tahun 90-an
menghabiskan liburan di sebuah resor yang disebut Amanwana.
Meskipun resor Amanwana yang terbilang mewah ini berdekatan dengan Pulau
Medang namun Pulau Medang sendiri seakan masih tertinggal secara
ekonomi. Beberapa orang mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah dan
beberapa tidak karena cara hidupnya masih tradisional. Orang tradisional bajau percaya bahwa semua kejadian kehidupan beredar di sekitar laut.
Beberapa dari mereka telah memutuskan untuk menetap di pedalaman. Mereka
bertani dengan memanen rumput laut dan juga berternak. Mereka juga ada
yang hidup di pantai perairan dangkal dan tinggal dalam kondisi yang
lebih permanen. Pemerintah daerah setempat masih menganggap mereka hidup
dalam kemiskinan.
Pemukiman yang paling terkenal di Nusa Tenggara Barat di mana Orang bajau membangun kemegahan mereka adalah kota Labuan Bajo. Labuan Bajo
sekarang menjadi kota dengan fasilitas wisata yang paling komprehensif.
Di sinilah wisatawan biasanya berhenti sebelum pergi ke pedalaman Nusa
Tenggara Timur termasuk ke Flores dan tentunya ke Taman Nasional Pulau
Komodo.
Senin, 09 September 2024
RADEN AYU LASMININGRAT : PAHLAWAN WANITA DARI GARUT YANG TERLUPAKAN
Raden Ayu Lasminingrat lahir pada tahun 1843 , beliau adalah putri dari Pasangan Raden Muhammad Musa dan Raden Ayu Ria (Seorang Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda) yang terkenal di zamannya.
Raden Ayu Lasminingrat mempunyai dua orang adik yaitu Nyi Raden Ratnaningrum dan Nyi Raden Lenggang Kencana. Menurut buku karya Prof. Dr .Nina H. Lubis, M.S yang menceritakan tentang Perjuangan Raden Ayu Lasminingrat dikabarkan Ayahnya yang bernama Raden Muhammad Musa menginginkan putri - putri nya yang berjumlah 17 orang dari beberapa istri tersebut untuk bersekolah di Belanda.
Karena pada saat itu di Kota Garut belum ada sekolah macam semacam itu , maka Raden Mohammad Musa mendirikan sekolah Eropa ( Bijzondere Europeesche School ) dengan menggaji dua orang guru dari Eropa
Di sekolah ini , orang Eropa (Belanda) dapat bersekolah bersama sama dengan anak anak Pribumi dan anak laki laki bercampur dengan anak anak perempuan. Alhasil Raden Ayu Lasminingrat sangat fasih dalam berbahasa Belanda , bahkan seorang Administrator Perkebunan Teh Waspada di Cikajang yang bernama Karel Frederick Holle memujinya.
Pujian itu dinyatakan dalam surat K.F Holle kepada P.J Veth , antara lain menyebutkan "Anak perempuan penghulu yang menikah dengan bupati Garut , menyalin cerita dari negeri dongeng ( Oleg Goeverneur ) kedalam bahasa sunda.
K.F Holle memang sangat dekat dengan anak anak Raden Muhammad Musa , salah satunya dengan Raden Ayu Lasminingrat . Peranan K.F Holle dalam merevitalisasi Bahasa Sunda sangat besar , terbukti dengan menerbitkan buku buku dalam Bahasa Sunda dan K.F Holle juga mendorong Kaum Bangsawan untuk menulis karya - karya mereka dan menerbitkannya. Dalam buku karya Prof.Dr.Nina Lubis diceritakan bahwa Raden Ayu Lasminingrat pernah terlibat dalam penyusunan buku buku Pelajaran Sunda dengan biaya f.1200 oleh Pemerintah Belanda.
Pada tahun 1875 Raden Ayu Lasminingrat berhasil menerjemahkan karya dari Crishtop Von Schimdt dan Hendrik van Eichenfels ke Bahasa Sunda. Selanjutnya pada tahun 1876 Raden Ayu Lasminingrat menulis buku Warnasari atawa Rupa rupa Dongeng yang diterjemahkan dari Karya Marchen von Griim dan J.A.A Goeverneur dan beberapa cerita lainya ditulis dalam Aksara Jawa. Tahun 1903 dan 1907 terbit edisi ke dua dan ketiga . Tahun 1887 menulis Warnasari , jilid ke dua ditulis dalam aksara Latin , selanjutnya dicetak edisi kedua tahun 1909.
Julie D'Aubigny, Ikon Feminis Perancis dari Abad ke-17
Julie adalah seorang biseksual, penyanyi opera, dan petarung, hingga memikat Raja Louis XIV. Hidupnya diwarnai skandal yang menggegerkan Perancis dan tak terlupakan dari masanya.
Julie D'Aubigny adalah nama populer wanita ini, karena tidak ada yang tahu pasti nama aslinya. Ia juga biasa dipanggil "La Maupin".
Julie adalah putri dari Gaston D'Aubigny, sekretaris Louis de Lorraine-Guise, Comte d'Armagnac, Master of the Horse untuk Raja Louis XIV. Diyakini ia lahir sekitar 1673.
Melansir The Rake, Gaston adalah seorang ahli pedang, yang menginginkan putrinya mewarisinya. Ia pun mendandani putrinya layaknya laki-laki. Suatu upaya maskulin untuk putrinya, yang tidak biasa pada zaman itu.
Memasuki masa pubertas, pada usia 14 tahun, Julie menjalin hubungan intim terlarang dengan majikan ayahnya. Setelah bosan, ia melarikan diri dengan master anggar miskin, tetapi berkarisma bernama Serannes.
Namun, ayahnya sempat mengatur pernikahan untuknya dengan Sieur de Maupin. Sayangnya, sehari setelah pernikahan mereka, de Maupin dikirim bertugas untuk mengisi posisi administratif ke Toulouse di Prancis selatan.
Di Marseille, tempat pelarian Julie, ia menarik banyak orang dengan kemampuannya bermain anggar. Dengan kehebatannya itu dan pakaian masulinnya, banyak yang tidak mengira ia adalah seorang wanita.
Seorang pria lawan tandingnya mencela bahwa wanita tidak mungkin berduel sebaik dia. Seketika, ia membuka blusnya, dan pria itu terdiam melihat sosok wanita di baliknya.
Tidak hanya permainan anggarnya, ia menarik banyak perhatian karena suara yang merdu, yang membawanya berkarir di opera.
Dia menjadi penyanyi fenomenal di sana, meski dia tidak dapat membaca notasi musik. Namun, ia mampu menghafal dengan sangat hebat, sehingga ia bisa mengatasinya.
Dikombinasikan dengan kecantikan alami dan bakat aktingnya, dia menjadi hit di Marseille.
Selain dengan pria, Julie memiliki petualangn cinta dengan wanita.
Ia jatuh cinta dengan seorang gadis hingga mengejarnya di biara, tempat keluarga gadis itu berusaha untuk menjauhkan mereka. Namun, wanita maskulin itu tidak mudah dihalangi.
Ia mengikuti gadis itu ke biara di Avignon. Saat ada kesempataan, mereka berencana untuk melarikan diri bersama.
Saat seorang biarawati tua meninggal, kedua wanita itu melihatnya sebagai peluang. Mereka mengambil jasad biarawti tua itu ke tempat tidur gadis itu, lalu membakar gedung dan melarikan diri.
Saat kebenaran dari kebakaran itu terungkap, La Maupin ini dijatuhi hukuman mati dengan api dalam pengadilan in absentia.
Disebutkan dalam catatan sejarah yang dikutip Kompas.com dari Medium, sepanjang persidangan ia diadili sebagai seorang pria.
Ada anggapan bahwa kelurga gadis itu sengaja menutupi identitas aslinya agar tidak malu dengan hubungan gay putrinya. Namun, setelah 3 bulan hubungan mereka berakhir karena bosan.
Surat perintah hukuman mati membayanginya, mendorongnya mendekati sejumlah pria yang dapat membantunya bebas. Dia sangat persuasif, untuk membuat mereka mengajukan petisi kepada Raja Louis XIV agar ia diampuni sepenuhnya.
Dengan kisah-kisah eksploitasinya, sang raja mengabulkan dan ia bebas dari hukuman mati.
Setelah mendapatkan kesempatan hidup lagi, Julie D’Aubigny kembali berpetualang dengan pria maupun wanita, saat ia terjun memainkan banyak peran di Paris Opera.
Salah satu peran yang membuatnya sangat terkenal dan mendapatkan banyak cinta adalah saat menjadi Pallas Athena di pertunjukan Cadmus et Hermione oleh Lully dan Quinault.
Ada momen ia bertengkar dan menantang untuk berkelahi dengan salah satu aktor kurang ajar yang merayunya, tetapi ia tolak mentah-mentah. Perkelahian saat itu dilerai oleh teman opera lainnya.
Julie menanti malam tiba. Di luar teater, ia berhasil menghajar pria itu dengan tongkat, kemudian mencuri arloji dan kotak tembakaunya.
Keesokan harinya, ketika pria itu datang ke teater, dia berdalih telah dirampok oleh sekelompok pria.
Sepengkal kisah lainnya dari petualangan La Maupin terjad di malam pesata dansa yang diadakan oleh saudara laki-laki Raja Louis XIV.
Berpakaian sebagai seorang pria, ia mencium seorang wanita muda di lantai dansa. Seketika ia tantang berduel dengan 3 pria.
La Maupin meladeninya. Di bawah sinar bulan, ia melawan satu demi satu dari ketiga pria itu hingga tewas.
Insiden itu mengejutkan otoritas kerajaan, dan harus mendapatkan hukuman dari raja.
Segera La Maupin melarikan diri ke Brussel.
Untuk kedua kalinya, ia bebas dari hukuman lagi setelah diketahui fakta bahwa ia adalah wanita dan hukum itu hanya berlaku untuk pria, sehingga ia lolos.
Abad ke-17 di Perancis adalah waktu dan tempat yang unik dalam sejarah dan salah satu dari sedikit tempat yang memungkinkan orang menjalin hubungan biseksual dan non-konformis gender secara terbuka, seperti yang dilakukan oleh Julie D'Aubigny.
Sementara, Raja Louis XIV adalah sosok pemimpin yang melindungi tindakan itu untuk melemahkan politik gereja, melalui seni, dan opera menjadi salah satu "medan pertempuran" untuk memberikan patronase kepada seniman.
Louis XIV tidak dapat bertindak keras terhadap kaum gay, karena saudaranya sendiri, Philippe I, Duke of Orleans diketahui adalah seorang gay, seperti yang disebut oleh Medium.
6 Negara yang Ibu Kota-nya Pernah "Angkat Kaki"
Berbicara kepindahan ibu kota negara, Indonesia sebenarnya pernah berada
di Yogyakarta tapi hanya sementara (tidak secara resmi, pada 4 Januari
1946) lalu Batavia berubah nama menjadi Jakarta dan kini Nusantara
secara resmi akan menjadi ibu kota Indonesia yang ke dua.
Alasan beberapa ibu kota negara angkat kaki dan pindah tempat menurut
saya bisa jadi karena : Perihal kemacetan dan kepadatan penduduk, adanya
resiko bencana alam, situasi politik, keamanan, ketimpangan
pembangunan, pengurangan beban yang bersifat administratif dan strategi
jangka panjang.
Nah, beberapa negara selain Indonesia dibawah ini juga telah melakukan perpindahan ibu kota-nya bahkan lebih dari 3 kali, yaitu:
Beberapa negara yang ibu kota-nya telah pindah lebih dari tiga kali adalah:
Jerman
Sebelum Berlin menjadi ibu kota pasca-Perang Dunia II, ibu kotanya
berpindah dari Aachen (pada masa Kekaisaran Romawi Suci), ke Bonn
(selama era Jerman Barat), dan kemudian ke Berlin.
Brazil
Ibu kota Brazil berpindah dari Salvador ke Rio de Janeiro, dan akhirnya
menetap di BrasÃlia, yang dibangun khusus untuk memindahkan ibu kota ke
pusat negara.
Nigeria
Ibu kota Nigeria berpindah dari Lagos ke Abuja. Sebelumnya, ibu kotanya
adalah Calabar, dan juga pernah di Lagos sebelum akhirnya pindah dan
betah di Abuja.
Kongo
Ibu kota Kongo, berpindah dari Boma ke Léopoldville (sekarang disebut
Kinshasa), dan kemudian ke Brazzaville tapi kembali lagi ke Kinshasa
setelah mereka merdeka.
Kazakhstan
Ibu kota Kazakhstan, pernah berpindah dari Almaty ke Astana (sekarang
Nur-Sultan), yang sebelumnya dikenal sebagai Akmolinsk, Tselinograd, dan
Nur-Sultan.
Terakhir ada Paris,
Perancis (sejak 987 M) yang pindah ke Vichy (1940-1944, selama Perang
Dunia II sebagai ibu kota pemerintahan Vichy) dan akhirnya kembali lagi
ke Paris (setelah Perang Dunia II).
Senin, 26 Agustus 2024
Bagaimana Bangsa Israel Kuno Terbentuk?
Haaretz
(Ilustrasi) Orang Yahudi
Intisari-Online.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana bangsa Israel kuno terbentuk?
Apakah bangsa Israel awal mencapai Kanaan dari hutan belantara timur dengan menyeberangi Sungai Yordan di seberang Yerikho, seperti yang dikatakan dalam Kitab Yosua?
Atau apakah orang Israel adalah penduduk asli dari Kanaan?
Sejauh ini, tidak ada bukti arkeologis yang pernah ditemukan tentang migrasi orang Israel dari hutan belantara Sinai melalui Lembah Yordan ke tanah subur Kanaan, seperti yang dijelaskan dalam Alkitab.
Juga tidak ada bukti pertempuran sengit yang dikatakan orang Israel, seperti yang dijelaskan oleh Nabi Yosua, dengan penduduk setempat, baik di Yerikho atau di tempat lain.
Tidak aneh bahwa orang yang bermigrasi tidak akan meninggalkan bukti.
The Jordan Valley Excavation Project
Peta
Namun, para arkeolog telah reruntuhan aneh yang sebelumnya ditemukan di bagian-bagian Lembah Jordan.
Berharap membuktikan atau membantah teori yang disarankan oleh almarhum arkeolog Prof. Adam Zertal dari Universitas Haifa:
"Bahwa struktur batu yang ditemukan di sana dibangun oleh orang Israel kuno sebagai reruntuhan selama mereka perlahan-lahan menyeberang ke Kanaan 3.200 tahun yang lalu."
Menariknya, jika orang Israel memang membangun struktur ini, mereka mungkin melakukannya bukan untuk melindungi diri sendiri tetapi ternak mereka.
Struktur yang Anehnya Kosong
The Jordan Valley Excavation Project
Tempat orang Israel berkemah saat perjalanan menuju Kanaan
Seluruh wilayah Lembah Jordan di utara Jericho sangat menyedihkan.
Tidak ada tanda-tanda tempat tinggal manusia ditemukan di dalam struktur batu, dengan pengecualian batu penggiling biji-bijian.
Para arkeolog berharap untuk melihat apakah "rumah" ini benar-benar menampung kambing dan sejenisnya dengan analisis kimia tanah di dalamnya.
Secara teoritis, jika kotoran terkandung di dalamnya, tanah akan lebih kaya akan fosfor bahkan untuk ribuan tahun kemudian.
Singkatnya, pemukiman itu terisolasi secara topografis.
Namanya, Mastarah, berarti "tersembunyi" dalam bahasa Arab dan bahasa Ibrani.
Menemukan lokasi pemukiman baru yang tidak berdekatan dengan sumber air atau rute darat utama dan tersembunyi dari lingkungannya adalah hal yang sangat tidak biasa.
Ini bisa menyiratkan bahwa penghuninya adalah populasi baru di wilayah tersebut, mungkin bersembunyi dari populasi lokal yang bermusuhan.
Jadi mungkin saja bangsa Israel kuno datang dari padang belantara, menyeberangi Lembah Yordan dan kemudian tinggal sebentar.
Orang Israel yang lelah dapat beristirahat, bahkan untuk satu atau dua generasi, membangun kekuatan dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kanaan.
Tempat Tinggal yang Mengerikan
The Jordan Valley Excavation Project
Tempat orang Israel berkemah saat perjalanan menuju Kanaan
Lembah Jordan terbentang di sepanjang Transformasi Laut Mati.
Membentang lebih dari 100 kilometer dari Laut Mati ke Danau Galilea, lembah itu panjang, sempit, dalam, panas, dan kering.
Suhu di Lembah Jordan dapat dengan mudah mencapai 45 derajat Celcius di musim panas dan curah hujan tahunan sangat buruk, sekitar 100 hingga 200 milimeter setahun.
Karena itu, para arkeolog berasumsi bahwa, dengan opsi lain, orang tidak akan memilih untuk menetap di Lembah Yordan, kecuali di tempat-tempat yang dipenuhi oasis.
Namun survei yang cermat terhadap 1.000 mil persegi bagian barat lembah, yang dipimpin oleh Zertal dan timnya sejak tahun 1978 dan seterusnya, menemukan sisa-sisa ratusan permukiman kuno di Lembah Jordan.
Belum ada tanda-tanda identitas pembangun yang ditemukan.
Satu-satunya alasan untuk mengaitkan struktur di lembah yang tidak ramah kehidupan adalah lokasi dan perkiraan waktu mereka.
https://intisari.grid.id/read/033395...-lalu?page=all
Komunisme Tiongkok
Helikopter terbang di atas bendera Tiongkok di Lapangan Tiananmen dalam formasi "100" selama upacara untuk menandai peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China di Lapangan Tiananmen di Beijing, China, Kamis (7/1). Foto: Ng Han Guan/AP Photo
Ketika mendengar kata Komunisme, berbagai anggapan buruk, bahkan busuk, sering muncul di dalam kepala orang yang mendengarnya.
Tidak percaya? Lihat saja komentar-komentar yang dilontarkan oleh para warganet ketika dihadapkan oleh konten-konten yang membahas Komunisme. Mereka tidak segan memainkan jemarinya di atas gawai canggih untuk melontarkan komentar negatif terhadap konten-konten tentang Komunisme.
Hal ini sering terjadi ketika Tiongkokmenjadi tajuk utama karena negara tersebut memang memiliki sejarah yang panjang dan kelam dengan Komunisme.
Namun, alangkah baiknya jika kita memiliki pemahaman yang baik tentang Komunisme, khususnya Komunisme Tiongkok. Jemari kita harus terdidik untuk dapat menghasilkan argumentasi yang lebih tepat sasaran.
Nukilan pendek ini akan membahas dua pertanyaan terkait Komunisme Tiongkok. Sebelum masuk ke alam pikiran Tiongkok, kita harus memahami terlebih dahulu arti dari komunisme itu sendiri.
Selanjutnya, bagaimana Komunisme hidup berdampingan dengan alam pikiran Tiongkok dan dampaknya terhadap berbagai kebijakan publik yang dibuat oleh negara tersebut.
Komunisme Ala Lenin Tak Sepenuhnya Seirama dengan Komunisme Karl Marx
Di Indonesia, Komunisme sering diidentikkan dengan Karl Marx (1818-1883), salah satu tokoh termasyur filsafat barat abad ke-19. Tokoh ini sering dianggap sebagai penjahat ulung yang bertanggung jawab atas berbagai peristiwa kemanusiaan yang dilakukan oleh negara-negara komunis.
Saking buruknya citra Marx, khususnya di Indonesia, sejumlah karyanya dan tulisan yang membahas tentangnya sempat dilarang, bahkan dibakar secara besar-besaran.
Menurut penulis, menyalahkan Marx merupakan tindakan yang gegabah karena pandangan filosofis Komunisme yang menimbulkan bencana mengerikan bagi umat manusia tidak sepenuhnya bertumpu pada pandangan Marx.
Vladimir Lenin (1870-1924) adalah orang yang bertanggung jawab atas berbagai peristiwa kemanusiaan yang dimaksud di atas.
Lenin, dalam (Magnis-Suseno, 2003, 31-43), menginterpretasikan pandangan Marx tentang perjuangan proletariat (kaum buruh atau kelas bawah) dalam melawan Kapitalisme ke arah yang menghalalkan hal-hal buruk seperti kediktatoran Partai Komunis dalam mengelola negara. Maka dari itu, ketika kita mendengar kata Komunisme, maka istilah yang tepat dalam menggambarkan pandangan filosofis tersebut adalah Marxisme-Leninisme, bukan Marxisme.
Komunisme atau Marxisme-Leninisme bertumpu pada pemikiran Marx dan Engels yang diinterpretasikan oleh Lenin (pemikiran murni Marx dan Engels tidak akan penulis bahas secara detail pada kesempatan ini).
Franz Magnis-Suseno (2013, 65-67) memaparkan bahwa terdapat tiga ajaran pokok Marxisme-Leninisme, yaitu Filsafat Marxis-Leninis, Ekonomi Politik, dan Komunisme Ilmiah. Pemikiran ini tercermin dalam tata kelola atau kebijakan-kebijakan publik yang dilakukan oleh Uni Soviet.
Filsafat Marxis-Leninis terdiri dari dua bagian, yaitu Materialisme Dialektis dan Materialisme Histori. Materialisme Dialektis adalah pandangan Engels dan Lenin yang menyebutkan bahwa hakikat atau substansi segala sesuatu, baik yang bersifat jasmani maupun rohani, adalah materi. Artinya bukan hal-hal yang bersifat adi-duniawi seperti roh, dewa, atau Tuhan.
Di samping itu, pandangan Materialisme Historis merupakan pemikiran Marx tentang hukum-hukum dasar perkembangan masyarakat. Pandangan tersebut menjelaskan faktor-faktor yang menentukan perkembangan masyarakat dalam kehidupan bersama manusia.
Ekonomi Politik adalah kritik terhadap Kapitalisme dan Imperialisme. Kritik terhadap Kapitalisme adalah pemikiran Marx yang ia utarakan dalam karya termasyurnya Das Kapital yang berbicara tentang pertentangan antara kelas atas (pemilik modal) dan kelas bawah (buruh). Marx juga mengupas soal kehancuran Kapitalisme yang disebabkan oleh sistem cacat di dalamnya, sehingga dapat dipastikan Revolusi Proletariat oleh kaum buruh akan terjadi.
Apabila kritik terhadap Kapitalisme dicetuskan oleh Marx, Kritik terhadap Imperialisme dicetuskan oleh Lenin. Menurut Lenin,Imperialisme merupakan tingkat tertinggi Kapitalisme karena dalam bentuk inilah Kapitalisme menyebar ke seluruh dunia.
Pada suatu titik tertentu, ketika Kapitalisme sudah menyebar ke seluruh dunia dan pertentangan antar kelas terjadi di seluruh dunia, maka Revolusi Proletariat yang akan menghancurkan Kapitalisme niscaya akan terjadi (Magnis-Suseno, 2005, 234-239).
Pemikiran Marxisme-Leninisme yang terakhir adalah Komunisme Ilmiah atau suatu teori atau taktik gerakan komunis internasional yang digagas oleh Lenin. Inti pemikiran ini adalah pandangan Lenin soal dibutuhkannya suatu Kediktatoran Proletariat yang diwakili oleh negara melalui peran Partai Komunis agar Revolusi Proletariat dapat terjadi.
Dengan kata lain, Komunisme Ilmiah adalah proses transisi, yang menurut Lenin niscaya akan terjadi karena bersifat ilmiah, dari Revolusi Sosialis (Revolusi Bolshevik di Uni Soviet yang mengambil alih kekuasaan) ke Sosialisme (Kediktatoran Proletariat yang menghancurkan Kapitalisme) dan dari Sosialisme ke Komunisme (situasi yang menggambarkan telah hancurnya Kapitalisme sehingga negara tidak dibutuhkan lagi).
Narasi Komunisme atau Marxisme-Leninisme memang menggugah, terutama bagi orang-orang yang merindukan suatu pembebasan dari segala keterasingan atau penindasan. Cita-cita Komunisme terdengar mulia walaupun realisasinya tidak seindah pemikiran filosofis yang mendasarinya karena telah menelan banyak korban jiwa.
Menurut hemat penulis, alam pikiran Komunisme cacat karena status ilmiahnya (lihat pandangan Komunisme Ilmiah) menolak untuk disanggah, diragukan, atau dikoreksi.
Padahal, menurut Popper (2009, 471-476), falsifikasi atau proses menyanggah suatu teori atau hukum ilmiah merupakan aspek wajib dalam ilmu pengetahuan. Jika teori atau hukum ilmiah menolak untuk difalsifikasi, maka hal itu tidak lebih dari sekadar ilmu semu atau pseudoscience. Namun, hal ini berhasil dihindari oleh Mao Zedong ketika ia membawa Marxisme-Leninisme ke Tiongkok.
Bagaimana Komunisme Bertengger di Tiongkok?
Membahas Komunisme Tiongkok tidak bisa lepas dari sosok Mao Zedong, pendiri Partai Komunis Tiongkok yang juga merupakan Founding Father Republik Rakyat Tiongkok. Pada dasarnya, Komunisme atau Marxisme-Leninisme digunakan oleh Mao Zedong sebagai landasan perjuangan pembebasan dari segala ketertindasan yang disebabkan oleh Imperialisme dan Kapitalisme.
Pandangan Marxisme-Leninisme yang penuh dengan narasi tentang harapan yang akan membebaskan manusia dari segala keterasingan telah menarik perhatian Mao. Terlebih lagi, Marxisme-Leninisme pada saat itu telah menunjukkan keampuhannya di Uni Soviet melalui Revolusi Bolshevik.
Hal ini yang membuat Mao yakin bahwa Marxisme-Leninisme merupakan ideologi yang tepat untuk diadopsi oleh Tiongkok sebagai jalan menuju pembebasan. Namun, Mao berbeda dari Lenin yang menganggap Marxisme-Leninisme merupakan ideologi yang sudah final dan tidak dapat disanggah (difalsifikasi), dikritik, atau disesuaikan dengan kondisi masyarakat tertentu.
Mao tidak menelan mentah-mentah Marxisme-Leninisme. Mao menyesuaikan ideologi tersebut dengan kondisi politik dan historis Tiongkok.
Sekurang-kurangnya, menurut Arif Dirlik (1996, 124), terdapat dua ciri khas Marxisme-Leninisme ala Tiongkok. Pertama, Marxisme-Leninisme disesuaikan oleh Mao berdasarkan tiga tuntutan situasi historis yang dihadapinya di Tiongkok.
Pertama, dimensi global atau Marxisme-Leninisme sebagai kekuatan untuk melawan hegemoni Kapitalisme internasional. Kedua, dimensi dunia ketiga atau Marxisme-Leninisme sebagai sarana untuk mematahkan hegemoni asing dan mengembalikan kedaulatan Tiongkok atas dirinya sendiri. Ketiga, dimensi nasional atau Marxisme-Leninisme sebagai sarana untuk memastikan kembali identitas Tiongkok.
Ketiga dimensi tersebut mengindikasikan dua hal terkait Marxisme-Leninisme ala Tiongkok. Kaum Marxis Tiongkok harus menguasai pengetahuan mendalam tentang bahasa serta sejarah Tiongkok (Schramm, 1971, 105) dan Marxisme-Leninisme berkaitan dengan kepentingan langsung Mao Zedong dalam menjalankan strategi revolusioner yang bertujuan untuk membebaskan rakyat Tiongkok dari penjajahan (Dirlik, 1996, 129).
Mao dalam (Magnis-Suseno, 2013, 103-104) menyebutkan ciri khas kedua dengan istilah-istilah yang saling berhubungan, yaitu Praksis, Kontradiksi, dan Garis Massa. Menurut Mao, Marxisme-Leninisme bukanlah suatu kebijaksanaan (teori) yang jatuh dari surga, tetapi berasal dari praksis revolusioner yang berasal dari pengalaman terasing dan tertindas yang dialami oleh manusia.
Namun, Mao tidak berhenti pada posisi tersebut. Berbeda dari Marx atau Lenin yang menyatakan bahwa praksis menghasilkan teori revolusioner, lalu berhenti sampai di situ. Mao berbeda. Menurut Mao, pengetahuan dimulai dari pengalaman indrawi (praksis), lalu diolah oleh akal budi manusia sehingga keteraturan internal atau hakikat realitas dapat dicapai (teori), dan teori tersebut perlu diuji kembali melalui praksis untuk mengetahui apakah teori tersebut benar atau tidak. Sesuai dengan perjuangan revolusioner atau tidak.
Proses ujian tersebut mengandaikan perlunya umpan balik dari massa (rakyat) yang diakomodir oleh Partai Komunis. Proses praksis-teori-praksis yang bersifat dialektis tersebut disebabkan oleh hubungan saling menegasikan (kontradiksi) antara kenyataan (praksis) dan teori.
Mao menambahkan, perjuangan yang digambarkan melalui kontradiksi-kontradiksi tersebut berlangsung tanpa interupsi. Artinya, sesudah Komunisme berkuasa atau ketika negara sudah dihapus, perjuangan tidak akan pernah berhenti.
Penulis memiliki dua tanggapan kritis terkait pandangan filosofis Komunisme ala Tiongkok yang dikembangkan oleh Mao.
Pertama, Komunisme Tiongkok jauh lebih masuk akal jika dibandingkan dengan Komunisme Uni Soviet yang digagas oleh Lenin. Komunisme Tiongkok terbuka untuk disanggah (difalsifikasi), dikritik, atau disesuaikan dengan kebutuhan sehingga Komunisme tidak dianggap final.
Komunisme selalu berkembang di Tiongkok. Hal ini terlihat secara terang benderang dari berbagai kebijakan publik yang tidak hanya dibuat oleh Mao Zedong, tetapi juga para penerus-penerusnya.
Kebijakan-kebijakan yang membuka ekonomi Tiongkok sejak pemerintahan Deng Xiaoping hingga Xi Jinping merupakan bukti nyata bahwa Komunisme sebagai ideologi Tiongkok selalu dapat berkembang dari masa ke masa. Menurut hemat penulis, hal inilah yang membuat Komunisme di Tiongkok masih berdiri tegak hingga saat ini.
Kedua, dibalik aspek positif yang terlihat, Komunisme Tiongkok tetap memiliki kelemahan besar khususnya terkait isu-isu Hak Asasi Manusia (HAM).
Masih ingat dengan kebijakan Mao Zedong yang bernama Lompatan Jauh ke Depan (The Great Leap Forward), kebijakan yang bertujuan untuk memajukan ekonomi Tiongkok melalui industrialisasi besar-besaran pada 1958-1960? Atas nama perjuangan pembebasan rakyat Tiongkok dari segala keterasingan melalui transformasi ekonomi, jutaan manusia meninggal secara sia-sia karena dipaksa bekerja keras untuk membuat industrialisasi berhasil di Tiongkok.
Jika melihat pada situasi hari ini, kita juga bisa lihat orang-orang yang mendadak menghilang (contoh baru-baru ini: Jack Ma) karena mengkritik pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa HAM merupakan aspek yang dianggap tidak penting oleh pemerintah Tiongkok.
Ambisi untuk memajukan ekonomi membuat pemerintah Tiongkok bersikap tidak acuh terhadap HAM. Pertanyaan penting yang perlu dijawab oleh kita semua, Apakah kemajuan ekonomi memiliki arti atau makna yang baik jika HAM dikesampingkan? dan Apakah kemajuan ekonomi sama dengan situasi yang menggambarkan manusia telah bebas dari segala penindasan dan keterasingan?
https://kumparan.com/tshahwirman/ber...EgE8cxUre/full
Dampak Yang Akan Terjadi Dengan Pindahnya Ibu Kota
Indonesia
merupakan negara berkembang yang mempunyai penduduk yang sangat banyak,
membahas tentang Indonesia pasti kalian akan berfikir sedikit tentang
berita yang sedang hangat diberbincangkan oleh penduduk di Indonesia
seperti rasisme kepada papua dan yang paling sering dibicarakan oleh
orang - orang adalah pindahnya ibukota ke kalimantan timur yang awalnya
ibu kota milik Indonesia berada di Jakarta sekarang kepala pemerintah
Indonesia sudah resmi memutuskan untuk memindahkan ibu kota kota ke
kalimantan timur, kita pasti tahu kalimantan timur mempunyai wilayah
yang luas, mungkin karena Kalimantan Timur luas dijadikan tempat untuk
membangun ibu kota Indonesia dan mungkin juga dengan dekat dengan ibu
kota di kalimantan timur penghasilan ekonomi penduduk kalimantan timur
dapat menambah pemasukan keuangan negara indonesia.
Sebelum pemimpin negara indonesia memutuskan berpindahnya ibu kota ke
kalimantan timur pastinya penuh dengan pro kontra dari seluruh penduduk
Indonesia, termasuk penduduk jakarta sendiri, mungkin kebanyakan
penduduk dijakarta tidak setujuh dengan keputusan ini namun karena sudah
keputusan pemimpin negara mau tidak mau penduduk harus mau menuruti apa
keinginannya, misal kita tidak setujuh dengan keputusanya pasti tidak
bisa menghalangi keputusan seorang pemimpin negara seperti presiden
indonesia yaitu bapak jokowi, namun pasa kesempatan ini saya akan
sedikit berpendapat mengenai dampak apa yang akan terjadi dengan
berpindahnya ibu kota ke daerah kalimantan timur, namun keputusan
berpindah ibu kota ini tentu pasti sudah dirapatkan secara berkalah oleh
pemerintah dampak negatif dan positif tentu pasti sudah diketahui oleh
pemerintah maka dari itu saya akan sedikit berpendapat mengenai
dampaknya saja seperti penjelasan saya dibawah ini.
Seperti apa yang kita ketahui penduduk Indonesia memang sudah hampir penuh ditempati oleh orang - orang dari berbagai kota mulai dari kota wilayah timur sampai wilayah kota barat semua mencari nafkah ke tempat kota jakarta ini, namun nantinya pasti penduduk di jakarta akan berkurang dengan sendirinya pastinya ada yang kembali ke kota sendiri, dan akan banyak orang - orang berpindah tempat ke kota lain untuk mencari nafkah.
Jumlah penduduk awal sebelum ibu kota dipindah sesudah diputuskan dipindahkan pasti pendudukannya akan berkurang dengan cepat, misal yang awalnya 5 juta penduduk pendatang maka dengan adanya keputusan kepindahan ibu kota bakal akan berkurang jumlah penduduknya terutama untuk pendatang dari luar kota jakarta.
Dengan berkurangnya penduduk pasti sampah akan berkurang juga, dimana yang awalnya sampah menumpuk karena perbuatan orang - orang tidak bertanggung jawab yang membuang sampah sembarangan namun jika nantinya banyak penduduk pindah ke kota lain dan sudah dipastikan sampah dijakarta akan berkurang.
Jalan raya setiap harinya dijakarta sangat penuh dengan kendaraan, berbagai kendaraan mulai dari sepedah motor, mobil dan angkutan umum namun dengan adanya keputusan resmi ibu kota pindah maka kepadatan penduduk dijakarta akan berpengaruh besar terhadap padat dan tidak padatnya jalan raya dijakarta meski banyak jalan pengalihan dijakarta namun tetap saja ada kemacetan namun sudah dipastikan nantinya jika penduduk sudah berkurang otomatis kemacetan di jalan raya akan berkurang dengan sendirinya, dan dampak Positif akan diterimah oleh anggota kepolisian dan dishub, mungkin itu saja pendapat dan penjelasan dari saya mengenai dampak pindahnya ibu kota.
Selasa, 13 Agustus 2024
Membahas tentang potensi gempa selatan Jawa yang membuat masyarakat salah kaprah