Kamis, 28 Januari 2021

BADUY NOL KASUS COVID-19


Setelah lewat setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, ternyata Warga Baduy yang berhasil terhindar dari terpaparnya Covid-19 atau nol kasus, karena disiplin tidak ke luar daerahnya. Selama ini, aktivitas masyarakat Baduy lebih banyak di rumah dan ladang-ladang untuk mengembangkan pertanian.

Selain itu karena masyarakat Baduy lebih mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan guna mencegah penularan Covid-19. Bahkan, tetua adat setempat mengimbau masyarakat Baduy tidak boleh ke luar daerah seperti ke Jakarta, Tangerang dan Bogor yang menjadi daerah penyebaran Covid-19.

Tetua Adat Baduy meminta masyarakat suku Baduy yang merantau diminta untuk pulang dan sebelum masuk permukiman adat terlebih dahulu menjalani pengecekan kesehatan di Puskesmas setempat. Karenanya Tetua Adat berani menjamin bila pemukiman Baduy terbebas dari Covid-19, karena penjagaan diberlakukan dengan ketat dan pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Baduy dilakukan pemeriksaan kesehatan.

"Pada hari Rabu malam, 20 Januari 2021, puluhan warga Baduy menggelar selamatan kampung guna mencegah malapetaka bencana termasuk pandemi Covid-19, dengan tetap mematuhi Prokes secara ketat."

Salam Indonesia Sehat 🇮🇩
-------------------------------------

Wahyu Sutono

Rabu, 27 Januari 2021

Alasan Aneh, untuk Menyembunyikan Alasan Sebenarnya


Mantan Wali Kota Padang mengemukakan berbagai alasan konyol soal peraturan seragam berjilbab yang dia buat dulu. Kenapa alasan-alasan konyol itu dikemukakan? Karena ia sedang menutupi alasan sebenarnya. Apa alasan sebenarnya? Banyak orang Islam yang berpandangan bahwa ajaran agama mereka itu baik. Ajaran itu baik belaka, sehingga kalau diterapkan untuk orang di luar Islam pun, mereka tidak rugi. 

Berjilbab mereka yakini akan membuat perempuan berada dalam posisi terhormat. Perempuan muslimah disuruh berjilbab. Yang bukan muslim pun tak ada ruginya berjilbab. Toh kamu tidak disuruh telanjang, begitu dalih mereka. Bahkan ada yang sampai mengutip Al-Kitab untuk membuat pembenaran. Memakai dalil Al-Kitab yang mereka tafsirkan seenaknya, mereka menambah dalih: sebenarnya dalam agama kamu juga diwajibkan berjilbab, kok.

Dengan pola pikir itu ketika menjadi Wali Kota dulu dia membuat aturan. Anakmu saya suruh berpakaian yang baik, kenapa kamu keberatan? 

Ditambah lagi dengan pola pikir supremasi mayoritas. Kami ini mayoritas. Kalian yang minoritas harus menghormati kami. "Menghormati kami" itu sering kali wujudnya adalah, jangan berbeda dengan kami. Kalau kami berjilbab kalian pakai rok mini, itu artinya kalian tidak menghormati kami. Kalau kami puasa kalian makan, itu juga tidak menghormati kami.

Hal-hal semacam itu sulit diungkapkan secara terus terang. Kan kesannya jadi agak gimana gitu. Padahal bukan agak, tapi emang gimana gitu. Maka dikeluarkanlah alasan, berjilbab itu agar kamu tidak digigit nyamuk. Apalagi kalau pakai Autan!

Senin, 18 Januari 2021

Waspada, 9 Keganjilan Vtube

 



Pro dan kontra bisnis Vtube muncul di berbagai sudut dunia maya, terlebih lagi setelah seorang publik figur bermental toxic menjadi garda terdepan, dan mencoba mengarahkan para anggotanya untuk membungkam gerakan kebenaran karena mereka khawatir bisnis yang didasari tipu muslihat akan terbongkar.

Vtube merupakan bisnis yang memiliki banyak kejanggalan dari segi legalitas, sistem, membership dan transaksi didalamnya. Berikut ada beberapa hal yang bisa dilihat dan ditelaah tentang Vtube:

[9 Keganjilan Vtube]

1. Dikatakan dalam promo bahwa nonton iklan dibayar atau digaji (memakai rupiah atau dolar) oleh Vtube, faktanya yang diberikan Vtube hanyalah poin bernama VP (View Poin) yang harus dijual belikan pada member lain melalui transaksi menggunakan Rupiah. Ini bukan sistem 'gaji', ini  disebut sistem token yang cacat, dan yang aneh lagi mereka menganggap 1VP=$1, padahal VP sendiri belum ada nilai atau valuta yang sesuai karena TAK ADA HARGA KURS yang dijadikan acuan. Ini hanyalah klaim sepihak dari Vtube agar seakan-akan VP adalah poin berharga.

2. Ada fitur jumlah Voucher Belanja yang didapat seiring proses, diklaim akan bisa digunakan sebagai pendukung jual beli memakai VP pada fase E-Commerce, faktanya Voucher Belanja itu tidak memiliki dasar-dasar voucher seperti nilai diskon, lokasi transaksi dan tidak memiliki tanggal kadaluarsa, beda halnya dengan Voucher Belanja di E-Commerce perusahaan transaksional lainnya. Ini hanya semacam 'gimmick'/peran kosong sebuah fitur dalam bisnis Vtube.

3. Mereka selalu klaim bahwa Vtube bukan MLM ataupun skema Ponzi, faktanya member mencari dan merekrut orang baru/downline demi mendapat keuntungan referal dan sebagai persyaratan upgrade level (untuk upgrade, harus mencari 20 orang sebagai downline) dan mendapatkan keuntungan exposure. Maka berkembanglah jaringan pohon ajak-mengajak. Karena itu sesama member mereka saling promosi no. referal agar mereka bisa rekrut terus menerus.

4. Mereka mengatakan bukan investasi, faktanya Vtube menjanjikan keuntungan (profit) ditiap levelnya sesuai referal, jumlah dan jenis paket hingga janji-janji manis bahwa semua fitur akan berguna di E-Commerce, karena itu harus menyimpan VP dan Voucher.

5. Vtube selalu klaim bahwa mereka bukan lembaga keuangan hingga tidak perlu izin OJK, faktanya VP ditransaksikan menggunakan uang Rupiah dan Vtube tidak bisa dijual seluruhnya (tidak bisa dijual habis, jika poin VP habis dan tidak bisa melanjutkan misi, akun anda diblok), mengindikasikan secara tidak langsung Vtube meminjam dan menyimpan aset VP membernya sebagai jaminan investasi, terutama untuk potongan pada perusahaan senilai 20-50% tiap penjualan poin/WD.

6. Dari awal muncul hingga sekarang, nama Jack Goay ditetapkan sebagai CEO Vtube, faktanya hingga saat ini belum ada yg bisa membuktikan identitas atau profile CEO tersebut. Pada 19 Desember 2020, akhirnya terungkap nama CEO nya adalah Wilbert Karimun. Sungguh aneh untuk sebuah perusahaan yang mengaku sebagai perusahaan big data dan nasional jika jajaran pejabat perusahaan tidak transparan atau tidak sesuai pernyataan di awal. Selain itu, layanan Costumer Service (CS) pun tidak dilaksanakan, hingga jika terjadi kasus penipuan antar member, akan sulit mendapat support dari pihak Vtube.

7. Vtube selalu klaim bahwa perusahan-perusahaan besar lingkup nasional dan internasional bekerja sama dengan Vtube dan beriklan di Vtube, faktanya SEMUA perusahaan besar yang diklaim (seperti franchise ayam goreng, franchise produk kecantikan, franchise otomotif, dll.) menyangkal bahwa mereka bekerja sama dengan Vtube dalam bentuk apapun.

8. Vtube mengatakan mereka memiliki legalitas dan didukung oleh pihak pemerintah seperti Kominfo, faktanya Vtube sudah dinyatakan ilegal oleh OJK dan jajaran SWI (Satgas Waspada Investigasi yang terdiri dari sub-divisi OJK dan pihak Kementrian Ekonomi) yang masih berlaku hingga sekarang dan sudah dicabut ijinnya oleh KOMINFO dengan pemblokiriran web resmi yang terdaftar pertama kali di Kominfo.

9. Mengaku perusahaan 'big data' skala nasional dengan 10juta lebih pengguna, faktanya hingga saat ini lokasi kantor atau markas aset pelaksanaan Vtube yang terbarupun belum diketahui. Lalu, tentang situs Vtube. Aplikasinya sudah pernah diblokir pada akhir September tepatnya 29 September 2020.
Saat itu member Vtube gencar kalau Vtube tidak bisa dibuka, dan cuma bisa dibuka kalau memakai VPN.
Pada tanggal 30 September, Vtube membeli Domain (web) yang baru untuk mengganti Domain aplikasi yang lama yang sudah diblokir. Semacam web baru untuk menghindari pemblokiran Kominfo.
Masukan domain Aplikasi Vtube yang baru yaitu v-tube.biz. Disitu tertera bukti pembuatan.

Secara garis besar, sudah banyak 'red flag'/tanda bahaya dari bisnis Vtube ini. Memang, tidak dipungkiri bahwa keuntungan bisa didapat oleh member-member atas yang sudah lama ikut atau memiliki modal, namun sistem transaksi membership mereka yang aneh dan klaim-klaim bohong tidak bisa memisahkan mereka dari rasa curiga.
Waspadalah, hindari terbuai bujukan mencari uang dengan cara kotor yang dibalut janji manis!
Kami sangat tahu masa pandemi membuat ekonomi melambat, tapi apakah rela anda ditipu dan menipu orang lain?
Semua kembali kepada nurani anda.

Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai bisnis yang tidak aman, sebelum anda mengikuti suatu bisnis sebaiknya kunjungi grup Masyarakat Anti Ponzi di FB. Di dalamnya banyak anggota yang sukarela memberantas bisnis aneh demi menjaga saudara dan keluarga dari godaan yang tak bertanggung jawab.

https://www.facebook.com/groups/1689231828071122/?ref=share

Selasa, 12 Januari 2021

Kartu Pokemon “Charizard” Dilelang, Diprediksi Akan Tembus 5M!

 


Kartu Pokemon “Charizard” Dilelang, Diprediksi Akan Tembus 5M!

Sebuah rumah lelang Heritage Auctions asal Amerika Serikat akan melelang sebuah kartu pokemon langka. Kabarnya, kartu pokemon yang dilelang hingga tanggal 14 Januari 2020 tersebut merupakan kartu Charizard langka yang memiliki nilai sangat tinggi, bahkan katanya kartu tersebut diprediksi akan menembus angka USD350.000 atau hampir Rp5 miliar dan tentunya angka ini akan memecahkan rekor di bursa lelang loh.

Kartu Pokemon “Charizard” Dilelang, Diprediksi Akan Tembus 5M!

Sebelum membahas lebih jauh mengenai kartu pokemon yang akan dilelang, kita bahas sedikit tentang pokemon dulu ya. Jadi, awalnya pokemon merupakan sebuah video game dirilis untuk Nintendo pertama kali pada tahun 1996. Melihat kesuksesan video game tersebut, akhirnya pokemon pun dikembangkan menjadi berbagai macam format, mulai dari animasi, film layar lebar hingga kartu permainan.

Nah, kartu permainan ini lah yang saat ini sedang dilelang oleh rumah lelang asal Amerika Serikat bernama Heritage Auctions. Tapi apa ya yang membuat kartu pokemon ini begitu spesial sehingga memiliki nilai dan harga yang super tinggi?

Kartu Pokemon “Charizard” Dilelang, Diprediksi Akan Tembus 5M!

kondisi dari kartu “Charizard #4 First-Edition Base Set Rare Hologram” ini juga sangat baik, bahkan bisa dibilang memiliki kualitas GEM-MT 10 (Gem Mint) alias kualitas terbaik dan paling sempurna, tanpa adanya noda ataupun lipatan. Tentunya kartu langka dengan kondisi terbaik ini akan menjadi incaran para kolektor sejati.

Senin, 11 Januari 2021

PENGUASA DUNIA


Terang benderang sudah, penguasa dunia itu bukan lagi Donald Trump, Vladimir Putin, Xi Jinping, Kim Jng Un apalagi Recep Tayyip Erdogan. Bukan. Pemimpin dunia sekarang orang-orang seperti Mark Zuckerberg atau Jack Dorsey itu. 

Mark adalah si empunya situs jejaring terbesar sejagat, Facebook (ditambah Instagram dan Whatapps), sedang Jack pemilik Twitter. "The Big Three" Facebook, Twitter dan Instagram beberapa waktu lalu bersepakat membungkam mulut Presiden AS Donald Trump yang mereka nilai membahayakan bagi ketentraman sehingga tidak bisa lagi berceloteh atau berkicau seenaknya.

Sudah barang tentu pembungkaman atas mulut Trump yang kotor, provokatif, merendahkan, menghina dan kerap rasis itu menjadi polemik berkepanjangan di negara yang dikenal sebagai tempat lahirnya demokrasi itu. Konstitusi yang dipegang rakyat Amerika tentang kebebasan berbicara pun rontok begitu saja ketika para pemilik miliaran pengikut (follower bahkan users) sudah bertitah.

Mark dan Jack bukan tidak paham konstitusi, babonnya undang-undang itu, apa yang mereka lakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral sekaligus sosial. Mereka tidak mau sebuah tatanan masayarakat ambyar atau sebuah negara hancur (sudah ada presedennya) hanya gara-gara media sosial yang mereka miliki tanpa kontrol.

Alhasil, Trump kehilangan corong dan pelantang yang ternyata -mungkin baru disadarinya- bahwa ia sesungguhnya "pemimpin virtual dunia" semata, bukan pemimpin dunia sesungguhnya. Ia sekadar "pemimpin simulacrum" -meminjam istilah Jean Baudrillard- di dunia maya. 

Buktinya, ketika corong yang selama ini seolah-olah menjadi medianya sendiri yang sangat efektif menyemburkan kemurkaannya (mungkin juga kbohongannya) diberangus sang penguasa dunia sejati (Mark dan Jack), habis jugalah pengaruh Trump di mata dunia. 

Trump tak berdaya, tidak bisa lagi menunjukkan eksistensinya. Baru ia sadari -mungkin- ternyata ia cuma bermodalkan ocehannya saja dalam mempengaruhi dunia. Mungkin orang Betawi di seni bergumam, "Ah, elu tuh ternyata cuma segitu aja, Trump."

Pelajaran penting dari kasus Trump di sini -buat para Netizen di sini dengan "kemahatahuan" dan "kemahabenaran"-nya- kalau orang hebat, kaya dan ternama saja bisa dibungkam paksa dan bahkan eksistensinya dibunuh sedemikian rupa, apalagi kita-kita ini. Kalau tidak merasa bagian dari "kita-kita", ya saya sajalah.

Berkali-kali saya mendapat peringatan keras dari Mark (kerennya begitu sih) untuk suatu kesalahan yang tidak pernah tahu apa gerangan salahnya, sampai-sampai dilumpuhkan selama satu purnama penuh. Untungnya, saya bukanlah Trump yang ngeyelan dan tidak bisa menerima kenyataan. Ternyata langit tidak runtuh hanya karena tidak fesbukan. Merasa saya numpang di rumah besar Mark, saya tahu diri sajalah.

Tetapi sesungguhnya para penguasa dunia seperti Mark dan Jack itu mengingatkan para netizen di manapun mereka berada selagi menggunakan media sosial (termasuk netizen di negeri ber-flower ini), bahwa kita ini cuma sekadar lalat saja yang mudah dibunuh dengan sekali tepuk. 

Mark dan Jack sejatinya mengingatkan, "Elo ga usah menntang-mentang dan sok-sokan deh di dunia maya hanya karena punya pengikut yang bejibun, tuh buktinya Trump....!"

Iyeee deh Mark, Jack....

PEPIH NUGRAHA

Selasa, 05 Januari 2021

HAJAH RANGKAYO RASUNA SAID


Orang lebih kenal nama jalannya saja :-P

BUNG KARNO PUN MEMUJI  RASUNA SAID

Siapa tidak bangga, dipuji Presiden Sukarno di hadapan lautan massa. Siapa yang tidak senang, disebut-sebut namanya dalam narasi pidato seorang Presiden Sukarno. Terlebih, pujian itu lantas disambut gegap-gempita serta gemuruh massa. Adalah Hajjah Rangkayo (HR) Rasuna Said, wanita pejuang yang mendapat kehormatan itu.

Peristiwanya terjadi di Bandung, pada tanggal 18 Maret 1958, saat Bung Karno datang untuk kesekian kalinya ke kota yang menjadi kawah candradimukanya semasa muda dulu. Hari itu, Bung Karno datang untuk menyampaikan amanat pada suatu rapat akbar. Amanat itu masih seputar Pancasila. Sebelum dan sesudah Bandung, banyak kota lain yang dikunjungi Bung Karno, untuk menyampaikan pidato dengan tema yang sama: Pancasila.

Dalam pidato di Bandung tadi, Bung Karno memberi judul amanatnya “Tidak Ada Kontra Revolusi Bisa Bertahan”. Nah, dalam kesempatan itu, HR Rasuna Said termasuk tokoh pejuang yang diundang, serta didaulat pula untuk menyampaikan orasi pembuka.

Apa relevansi kehadiaran HR Rasuna Said dengan pidato Bung Karno. Ternyata cukup kental serta memiliki nilai historis yang luar biasa mengagumkan. Bayangkan, saat-saat itu, pemerintah pusat sedang digoncang gerakan separatis, salah satunya adalah gerakan makar oleh PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia).

Puncak pemberontakan aksi makar PRRI terjadi pada tanggal 15 Februari 1958 melalui ultimatum Dewan Perjuangan PRRI di Padang, Sumatera Barat. Nah, pidato Bung Karno terjadi 18 Maret 1958 di Bandung. Itu artinya, situasi memang sedang hangat. Kehadiran HR Rasuna Said, yang merupakoh pergerakan kelahiran Maninjau, Agam, Sumatera Barat, menjadi bernilai politis.

Terlebih, tokoh bangsa kelahiran 14 September 1910 ini, telah dikenal luas sebagai pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, ia pun tokoh persamaan hak antara pria dan wanita. Sejak muda, ia telah gigih berjuang. Bermula dari aktivitasnya di Sarekyat Rakyat, kemudian menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia (Permi).

Rasuna Said juga dikenal sangat mahir dalam berpidato. Banyak pidato Rasuna Said yang isinya mengecam secara tajam ketidakadilan pemerintah Belanda, sehingga ia sempat ditangkap dan dipenjara di Semarang pada tahun 1932. Bahkan semasa pendudukan Jepang pun, ia aktif mendirikan organisasi pemuda Nippon Raya di Padang, yang kemudian dibubarkan pemerintah Jepang.

Moral apa yang hendak disampaikan Bung Karno dengan membawa serta Rasuna Said, bahkan memintanya berpidato terlebih dulu? Rupanya itulah siasat Bung Karno untuk menghantam gerakan separatis yang didukung tokoh-tokoh lokal seperti Achmad Husein Cs dan Sjafruddin Prawiranegara Cs. Dua pentolan separatis itulah yang semula bersikap alot dan memusuhi Bung Karno.

Bung Karno memuji HR Rasuna Said sebagai Srikandi Indonesia. Bung Karno memuji kegigihan Rasuna Said dalam berjuang fisik menentang penjajahan. Bung Karno juga memuji ketangguhan mental Rasuna Said, meski sempat diringkus Belanda dan dijebloskan ke penjara. Lebih dari itu, Rasuna Said berasal dari Sumatera Barat. Lebih penting lagi dari itu adalah bahwa Rasuna Said tetap loyal kepada Presiden Sukarno, tetap setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak seperti Achmad Husein dan Sjafruddin Prawiranegara.

Dalam kalimat lugas bisa dikatakan bahwa, tokoh pahlawan sekaliber HR Rasuna Said saja tetap mendukung, dan membantu jalannya revolusi, tegaknya Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Kepada massa diyakinkan bahwa gerakan makar PRRI tidak akan berhasil, karena setiap gerakan kontra revolusi, pasti berujung pada kegagalan. Sejarah kemudian mencatat, tidak satu pun gerakan makar yang berhasil.

Sumber blog mas Roso Daras

Beny Rusmawan

Listrik Apung

05 January 2021

Oleh : Dahlan Iskan

DANAU ini akan menjadi penghasil listrik tenaga surya terbesar di Indonesia: Danau Cirata.

Tenaga surya itu akan diapungkan di atas danau. Mengapung di atas air. Listrik yang dihasilkan: 100 MW. Itu luar biasa besar untuk ukuran proyek listrik tenaga surya. Yang selama ini, proyek paling besar, hanya sekitar 1 MW. Itu pun tidak banyak.

Mendengar kata 100 MW, pertanyaan saya langsung begini: seberapa luas hamparan panel suryanya nanti?

Saya bisa bayangkan: pasti luas sekali. Setiap 1 MW tenaga surya memerlukan tanah 100 hektare. Kalau di atas tanah.

Tentu di atas danau pun akan sama. Ternyata benar. Untuk proyek PLTS di Danau Cirata itu panel suryanya akan seluas 200 hektare. Hampir sama dengan 200 lapangan sepak bola.

Tentu, di Danau Cirata itu tidak masalah. Luas permukaan air Danau Cirata  62 km2 –terluas di Jawa. Letaknya di antara Kabupaten Purwakarta, Bandung Barat dan Cianjur. Kalau Anda naik mobil dari Jakarta ke Bandung, lewat tol, posisi danau itu di kanan jalan. Tentu tidak terlihat dari jalan tol. Jauh di balik gunung di arah barat sana.

Pemilik proyek itu adalah PT PJB –anak perusahaan PLN. Bekerja sama dengan Masdar Corporation dari Uni Emirat Arab (UEA). Water breaking-nya –pengganti istilah ground breaking– sudah dilakukan bulan lalu.

Tentu tidak pakai cangkul. Melainkan siwur. Untuk menciduk air dan menyuarakannya ke permukaan danau.

Proyek ini kelihatannya pasti jadi. Dua investornya serius semua. PJB adalah anak perusahaan PLN paling kuat. PJB sudah sering bikin sejarah. PJB-lah yang pertama memiliki unit PLTU 1.000 MW di Indonesia. Artinya, satu pembangkit saja bisa menghasilkan 1.000 MW. Di Cilacap. Lalu dua unit lagi, ukuran yang sama, di pantai utara Banten. Itu hasil kerja sama dengan swasta nasional.

Sebenarnya, izin pertama pembangunan unit 1.000 MW seperti itu diberikan kepada grup Adaro. Di Batang, Jateng. Yang kalau Anda lewat tol, antara Tegal-Semarang, terlihat megah di kiri tol.

Adaro bekerja sama dengan Jepang. Menggunakan teknologi Jepang dan kontraktor Jepang. Tapi sampai sekarang PLTU itu masih belum selesai. Disalip oleh Cilacap dan Banten itu –dua-duanya teknologi RRT dengan kontraktor RRT.

Partner PJB di proyek Danau Cirata kali ini pun serius. Dari grup yang sangat terkenal di dunia: Mubadalah Group. Induk dari Masdar Corporation.

Masdar adalah pemilik pembangkit listrik tenaga surya pertama di gurun pasir. Hanya sistemnya baru: pakai CSP –concentrated solar power. Bukan solar panel. Yakni: sinar matahari dipantulkan lewat ribuan cermin besar ke satu titik di atas tower setinggi sekitar 100 meter. Di "titik panas" itu dipasang tangki air. Mendidih. Menghasilkan uap. Uap itu diubah menjadi bertekanan tinggi. Agar mampu memutar turbin. Putaran turbin itu dihubungkan dengan generator. Putaran generator menghasilkan listrik.

Teknologi CSP itu masih mahal sekali. Listrik yang dihasilkannya bisa 7 kali lebih mahal dari batu bara. Atau 3 kali lebih mahal dari solar cell yang-dilengkapi baterai.

Tentu solar cell yang di Waduk Cirata nanti bisa murah. Tidak harus dilengkapi baterai. Harganya hanya 5,8 cent dolar. Disalurkan ke PLN siang hari: ketika ada sinar matahari.

Sebenarnya PLN, untuk siang hari, sekarang ini, sudah kelebihan listrik. Banyak sekali. Itu gara-gara pandemi –dan rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum itu.

Andai PLTS raksasa ini tidak di Waduk Cirata mungkin PLN akan menolak membelinya. Pertama, listrik sudah berlebih. Kedua, pasokan listrik dari PLTS seperti itu tidak stabil –tergantung cuaca. Ketidakstabilan itu bisa mengganggu sistem besar di PLN yang sangat peka.

Tapi karena letaknya di Waduk Cirata tidak akan mengganggu sistem PLN. Di waduk itu PJB sudah memiliki pembangkit listrik tenaga air (air terjun). Juga besar sekali: 1.000 MW. Yang dipasokkan ke PLN khusus untuk sore/malam hari. Yakni saat pemakaian listrik tinggi sekali.

Listrik dari PLTS 100 MW tadi akan lebih dulu disinkronkan dengan listrik PLTA itu. Baru kemudian dikirim ke PLN.

Selama ini, PJB juga sudah punya PLTS di Cirata. Di atas tanah. Kapasitasnya 1 MW. Sejak itu sinkronisasi sistemnya  sudah mapan.

Bagaimana cara mengapung kan panel surya itu di atas danau?

Biasa saja. Panel itu dipasang di atas rangkaian. Rangkaian itu dipasang di atas pengapung. Pengapungnya terbuat dari GRP –yang mirip jeriken plastik itu. Sekarang ini sudah banyak dermaga kapal yang diapungkan di atas GRP.

Luasan 200 hektare solar panel itu tentu dibagi ke blok-blok kecil. Agar perahu bisa lewat di sela-selanya. Untuk pemeliharaan. Terutama untuk pembersihan permukaan solar panel. Sejauh ini tahi burung adalah kotoran yang bisa mengganggu solar panel.

Kalau proyek ini sukses –selesai tahun 2022– tentu menjadi inspirasi proyek berikutnya. Terutama bagi daerah yang punya banyak danau.

Apalagi Masdar berkomitmen untuk membawa industri solar cell ke Indonesia –dari Tiongkok.

Kapasitas 100 MW tentu memerlukan solar panel yang sangat banyak. Memadai sudah untuk diproduksi di dalam negeri.

Memang selalu akan ada cerita dari Waduk Cirata.(Dahlan Iskan)

Jumat, 01 Januari 2021

MAYORITAS KERDIL: MAYORITAS DENGAN MENTAL MINORITAS


oleh: Abdillah Toha

Ketika Menteri Agama tidak lama setelah dilantik menyampaikan sambutan perdananya dan mengatakan bahwa Kementerian Agama yang dipimpinnya bukan kementerian untuk agama tertentu tetapi untuk semua agama, sebagian besar tanggapan mendukung dan lega. Inilah pernyataan menteri agama pertama yang jelas dan lugas menunjuk kepada pentingnya toleransi antar agama dan kerukunan hidup antar pemeluk agama.

Namun demikian, masih saja ada suara-suara yang  tidak senang dan khawatir dari sebagian Muslim. Bahkan ada tokoh yang menuduh menteri agama sedang menyampaikan niatnya untuk “menggebuk” Islam. Inilah tokoh yang menurut pandangan saya mewakili suara mayoritas kerdil. Atau yang oleh kawan saya disebut sebagai mayoritas yang bermental minoritas. Kenapa begitu?

Biasanya yang ditindas itu minoritas dan penindasnya dari kelompok yang lebih besar. Tapi kali ini sang mayoritas justru merasa terancam bila hak-hak minoritas dilindungi. Kelompok-kelompok yang misinya  “membela” Islam masuk kategori ini. Seakan-akan Islam sedang diserang oleh non Muslim, padahal mayoritas warga negeri ini Muslim. 

Contoh lain adalah tentang ucapan selamat Natal. Tiap bulan Desmber selalu berulang kontroversi apakah umat Islam dibolehkan mengucapkan selamat Natal kepada rekannya yang beragama Nasrani. Ustad-ustad tertentu mengharamkannya, bahkan ada yang memvonis mereka yang melanggar sebagai murtad. Inipun disebabkan oleh mentalitas kerdil kekhawatiran kehilangan umat. Seakan kelompok minoritas sedang memghadang dengan mulut buaya terbuka untuk menerkam umat masuk kedalam rongga imannya yang berbeda.

Bayangkan bila mental demikian terjadi juga pada kelompok mayoritas jenis lain seperti mayoritas suku. Apakah negeri ini tidak akan kacau jika suku Jawa yang mayoritas dinnegeri ini selalu curiga kepada suku-suku lain yang minoritas. Apa yang akan terjadi bila orang Jawa minta agar pemerintah berpihak kepada suku Jawa dan mengawasi jangan sampai suku-suku lain diberi kebebasan dan keleluasaan sebagai warga negara.

Kita tahu bahwa jumlah tidak selalu menunjuk kepada kekuatan. Minoritas bisa lemah tetapi ada juga kelompok kecil yang kuat dan unggul karena keunggulan lebih ditentukan oleh kualitas daripada kuantitas. Negeri kecil seperti Israel yang dikelilingi oleh negeri-negeri kaya dan berpenduduk banyak sejauh ini dapat membuktikan keampuhannya melawan setiap tekanan dari luar.

Dalam hal minoritas mengungguli mayoritas, yang diperlukan mayoritas bukan menekan minoritas dengan menggunakan tangan penguasa atau cara represif lain. Bukan pula dengan menghimpun keroyokan dengan provokasi agar massa menjadi takut kehilangan “hak-hak istimewa”nya. Dalam kehidupan demokrasi yang sehat justru mayoritas diharapkan tidak semena-mena dan melindungi hak-hak minoritas.

Mayoritas juga bisa menjelma menjadi diktator. Tirani mayoritas namanya. Yaitu ketika keputusan diambil bukan atas dasar rasionalitas dan kemanusiaan tetapi berdasar manfaat untuk yang jumlah pengikutnya lebih banyak. Mayoritas tidak boleh mengambil keputusan yang melanggar azas keadilan. Sebagai contoh, tidak dibenarkan melalui voting, umpamanya,  mengesahkan sebuah undang-undang yang melarang kelompok tertentu membangun rumah tinggal atau rumah ibadah.

Pemaksaan kehendak oleh mayoritas juga bisa berwujud dalam bentuk kekuatan massa. Massa menjadi penguasa (mob rule). Lebih lagi bila unjuk rasa massa dirancang untuk menakuti lawannya dengan menggunakan kekerasan dan perusakan aset rakyat. Mob rule, apakah berhasil atau gagal mencapai tujuan akhirnya, biasanya akan menimbulkan luka-luka dalam berupa perpecahan dan permusuhan antar bangsa sendiri yang lama dan sulit disembuhkan.

Mayoritas kerdil adalah mayoritas penderita penyakit paranoid. Paranoia adalah kelainan jiwa berupa delusi kecemburuan dan prasangka bahwa lingkungannya mengandung bahaya dan mengancam eksistensi mayoritas.  Delusi bahwa yang kecil dan minoritas pun harus diwaspadai karena dianggap berbahaya. 

Mayoritas kerdil ini tidak hanya di Indonesia. Pemeluk Hindu yang memperkusi minoritas Muslim di India, Budhis Myanmar yang memgusir Muslim Rohingya, juga mulai berkembang di Eropa yang kuatir akan makin pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk Muslim disana.

Gerombolan massa yang khawatir dan merasa terancam ini bisa benar memang karena ada ancaman nyata tetapi lebih sering hanya berupa delusi seperti dijelaskan diatas. Apakah ancaman itu nyata atau delusi yang diciptakan oleh seorang demagog, keduanya sering kali dimanfaatkan oleh politisi yang ingin melihat berubahnya arah kebijakan negara atau runtuhnya sebuah rezim dengan maksud menggantikannya. 

Inilah yang kita saksikan beberapa tahun terakhir ini ketika kelompok agamawan menggerakkan massa, politisi-politisi berambisi yang pada hakekatnya jauh dari motif-motif religius, menumpang gerakan mereka dengan tujuan meraih kekuasaan yang belum tentu menguntungkan aspirasi keberagamaan mereka.

Ironinya, mereka yang bergerombol dan mengklaim sebagai mayoritas tidak selalu benar mewakili mayoritas sesungguhnya. Mereka sejatinya hanyalah bermodalkan teriakan yang keras dan vokal guna memberi kesan bahwa merekalah yang terbanyak.  Mayoritas sebenarnya sesungguhnya ada diluar mereka. Hanya saja mayoritas sejati ini jarang bersuara dan sering disebut sebagai mayoritas diam (silent majority).

Mayoritas dengan mental minoritas ini hanya bisa sembuh lewat pendidikan dan perbaikan nasib ekonomi sehingga  tumbuh rasa percaya diri. Bila gerakan massa mereka dibungkus dengan agama, maka pemahaman agama mereka harus diluruskan. Bahwa dakwah yang efektif bukan dengan menekan atau membatasi kebebasan pemeluk agama lain. Bukan pula menjauhkan Muslim dari sesama warga yang berbeda agama. Seperti melarang mengucapkan selamat Natal dan sejenisnya.

AT - 28122020
.
.
.
Abdillah Toha