Sabtu, 30 Desember 2023

Sejarah Manusia Purba

 

Homo rhodesiensis"Broken Hill Cranium": berumur sekitar 130.000 tahun lalu

Sejumlah keberagaman dari Homo dikelompokkan menjadi kategori yang lebih luas yaitu Manusia Purba, berlawanan dengan manusia modern (Homo sapiens), pada periode dimulai dari 500.000 tahun lalu. Kategori-kategori tersebut biasanya mengikutkan Homo heidelbergensisHomo rhodesiensisHomo neanderthalensis, dan mungkin juga termasuk Homo antecessor


Manusia modern diteorikan berkembang dari manusia purba, yang berkembang dari Homo erectus. Jenis dari manusia purba dikelompokan di bawah nama binomial "Homo sapiens" karena ukuran otaknya sangat mirip dengan manusia modern. Manusia purba memiliki ukuran otak 1200 sampai 1400 sentimeter kubik, yang melebihi rentang pada manusia modern. Manusia purba dibedakan dari manusia modern anatomis dari tengkoraknya yang tebal, tonjolan bubung alis dan tidak menonjolnya dagu. 
Manusia modern anatomis muncul sekitar 200.000 tahun lalu dan setelah 70.000 tahun lalu (lihat teori bencana Toba) secara gradual meminggirkan jenis "purba".

 

 Jenis "non-modern" dari Homodipastikan bertahan sampai 30.000 tahun lalu, dan mungkin sampai 10.000 tahun lalu. Yang mana, jika ada, dikelompokan di bawah istilah "manusia purba" hanyalah masalah definisi dan beragam di antara penulis. Namun, dan menurut penelitian genetik terbaru, manusia modern tampaknya kimpoi dengan "paling tidak dua kelompok" dari manusia purba: Orang Neanderthal dan Denisovan. 
Bukti baru menunjukkan kelompok lain mungkin telah punah 11.500 tahun lalu, Orang Gua Red Deer dari Cina. 

Terminologi dan definisi


Perbandingan anatomi otak dari manusia modern anatomis "manusia bijak" (kiri) dan Homo neanderthalensis (kanan).

 
Kategori manusia purba memiliki kekurangan suatu persetujuan mengenai definisi. Menurut salah satu definisi, Homo sapiensadalah spesies tunggal yang terdiri dari beberapa subspesies yang mengikutkan manusia purba dan modern. Di bawah definisi ini, manusia modern disebut dengan Homo sapiens sapiens dan manusia purba juga diberikan prefiks "Homo sapiens".

 

 Contohnya, Neanderthal disebut dengan Homo sapiens neanderthalensis, dan Homo heidelbergensisadalah Homo sapiens heidelbergensis. Ahli taksonomi lebih suka tidak menganggap manusia purba dan modern sebagai spesies tunggal tetapi sebagai beberapa spesies berbeda. Dalam kasus ini taksonomi standar digunakan, yaitu Homo rhodesiensis, atau Homo neanderthalensis.
Garis pembatas yang membedakan manusia modern dengan Homo sapiens purba dan manusia purba dengan Homo erectus adalah sangat kabur. Fosil terbaru dari manusia modern anatomis seperti Omo remains dari 195.000 tahun lalu dikenal sebagai manusia modern. Namun, manusia modern awal tersebut memiliki campuran ciri-ciri purba, seperti bubung alis yang sedang, tetapi tidak menonjol.

Ekspansi ukuran otak

Munculnya manusia purba terkadang digunakan sebagai contoh dari keseimbangan bersela.  Hal ini terjadi saat suatu spesies melalui evolusi biologis yang signifikan selama periode waktu yang relatif singkat. Kemudian, spesies tersebut mengalami perubahan yang sangat sedikit untuk periode yang lama sampai sela berikutnya. Ukuran otak dari manusia purba berkembang secara signifikan dari 900 kubik sentimeter pada H. erectusmenjadi 1300 kubik sentimeter. Sejak ukuran otak manusia mencapai puncakya selama masa purba, ukurannya mulai menurun.

Asal mula bahasa


Robin Dunbar berargumen bahwa manusia purba adalah yang pertama menggunakan bahasa. Berdasarkan analisisnya terhadap hubungan antara ukuran otak dan besar kelompok hominid, dia menyimpulkan bahwa karena manusia purba memiliki otak yang besar, mereka pastilah hidup di dalam satu kelompok yang lebih dari 120 individu. Dunbar menyatakan bahwa hampir tidak mungkin untuk Hominid untuk hidup dalam satu kelompok yang besar tanpa menggunakan bahasa, kalau tidak maka tidak akan ada kekompakan dan kelompok akan terpecah. Sebagai perbandingan, simpanse hidup dalam kelompok lebih kecil mencapai 50 individu

Kamis, 28 Desember 2023

Toilet Salah Satu Penemuan Paling Penting Dalam Sejarah Namun Dianggap Remeh

 Sejak zaman dahulu dunia belum memiliki sistem sanitasi yang baik untuk membuang limbah feses. Limbah feses dari rumah warga dibuang begitu saja melalui saluran air yang mengarah ke sungai ataupun dibuang di alam liar. Jadi seiring bertambahnya populasi manusia, jumlah pencemaran feses semakin meningkat mengakibatkan terjadinya wabah penyakit yang mengerikan. Feses diketahui dapat menjadi media perkembangbiakan bakteri patogen. Sehingga objek ini seharusnya jangan dibiarkan ampar-amparan di tempat terbuka.


Meskipun demikian, perlu beberapa abad lamanya bagi manusia untuk menyadari pentingnya sistem pembuangan feses tertutup atau yang kita kenal dengan toilet dan septic tank. Alat ini ditemui kurang lebih 200 tahun yang lalu dan karena terbukti memperbaiki sanitasi lingkungan, alat ini akhirnya menyebar luas di segala penjuru. Oleh karena itulah penemuan paling penting ini terkadang banyak yang menganggap remeh padahal perannya paling vital dalam menyelamatkan populasi manusia dari wabah penyakit. 

Pada era kekaisaran Romawi, teknologi pipa air yang mengalirkan air bersih ke dalam rumah sudah ditemukan dan telah terbukti sangat bermanfaat dalam memberikan akses air untuk kebersihan dan segala kebutuhan. Namun ada salah satu permasalahan yang belum bisa diselesaikan. Yaitu belum tersedianya toilet dengan sistem pembuangan tertutup atau menggunakan septic tank. Pada zaman tersebut limbah feses dibuang begitu saja melalui sungai atau tempat terbuka.

Hal ini pada akhirnya mengakibatkan pencemaran. Feses yang dibuang ke perairan tidak selamanya dapat didegradasi dengan cepat. Jika jumlah feses yang dibuang ke sungai terlalu banyak maka lama kelamaan akumulasi feses menjadi tidak terbendung dan mencemari air. Tumpukan feses ini pada akhirnya menjadi media perkembangbiakan bakteri sehingga wabah penyakit yang diawali dari sungai mulai merebak. Bakteri patogen seperti Escheria coli & Staphylococcus aureus mulai menjadi masalah kala itu akibat pencemaran feses pada sungai yang tidak terbendung.



Meskipun orang-orang zaman dahulu telah mengetahui bahwa pencemaran pada sungai disebabkan karena limbah feses yang dibuang begitu saja. Belum ada tindakan serius dari para inventor untuk menemukan teknologi yang dapat mengatasi permasalahan limbah feses pada manusia. Hal inilah yang membuat limbah feses yang tak terbendung pada perairan memunculkan wabah penyakit baru berupa Vibrio cholerae yang lebih mematikan dan mengakibatkan banyak korban berjatuhan.

Wabah penyakit kolera atau wabah yang disebabkan bakteri patogen vibrio cholerae telah tercatat sebagai wabah penyakit terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah. Wabah penyakit ini terjadi diakibatkan karena sanitasi yang buruk dan jumlah pencemaran feses pada perairan yang semakin meningkat. Pada Abad 18 penyakit ini mulai menyebar luas dan membunuh beberapa populasi manusia hanya karena belum ditemukannya toilet yang mumpuni.



Tepat di abad tersebut juga akhirnya manusia mulai menyadari pentingnya pembuatan sanitasi yang baik untuk mencegah merebaknya wabah penyakit. Pada tahun 1829, Hotel Tremont yang berada di Boston, Amerika Serikat menjadi hotel yang menawarkan sanitasi kebersihan yang sangat baik. Tiap kamar hotel dilengkapi Toilet duduk yang terhubung pada saluran pembuangan septic tank. Teknologi ini baru muncul pada tahun 1775, namun penggunaannya baru terkenal di tahun 1800-an.

Tepat di tahun 1848 pemerintah Inggris menetapkan aturan ketat bagi seluruh penduduknya untuk menyediakan sistem toilet yang terhubung dengan saluran pembuangan septic tank agar tidak mencemari lingkungan. Aturan ini dibuat begitu ketat agar dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan kebersihan publik. Sejak saat itulah revolusi mengenai sanitasi lingkungan mulai berkembang dan diterapkan di segala penjuru dunia. Pada akhirnya penemuan sepele ini menyelamatkan manusia dari wabah penyakit yang dibuktikan dari jumlah kelahiran manusia yang meningkat secara eksponensial di abad 19.


Yitzhak Rabin, PM Israel dan Peraih Nobel Perdamaian Ditembak Mati Rakyatnya Sendiri!

 








Yitzhak Rabin, Perdana Menteri Israel dan Peraih Nobel Perdamaian yang Ditembak Mati oleh Rakyatnya Sendiri!

Berbeda dengan perdana menteri Israel pendahulunya yaitu Golda Meir atau Golda Mabovich yang lahir di Kiev, Kekaisaran Rusia. Yitzhak Rabin adalah putra Israel kelahiran Yerusalem pada 1 Maret 1922 yang menjadi perdana menteri ke 5 Israel dan menjadi yang pertama tokoh dalam posisi itu yang lahir di negara tersebut, walau memang jika merujuk ke kedua orang tua pun hampir mirip dengan Golda Meir yang lahir di Rusia dan pindah ke Israel pada sekitar tahun 1919.

Setelah aktif berpuluh tahun di militer Israel, Yitzhak Rabin kemudian mulai masuk kedalam perpolitikan israel yang dimulai dari menjadi anggota partai buruh hingga berhasil menduduki jabatan sebagai perdana menteri Israel setelah Golda Meir mengundurkan diri pada April 1974.

Termasuk pada pemimpin Israel yang mau bernegosiasi dengan musuhnya namun sedia menggunakan tindakan tegas jika diperlukan, bahkan satu rancangan kepemerintahan dirinya adalah fokus terhadap kesepakatan damai dengan palestina yang jadi prioritas utama.

Dibuktikan dengan penandatanganan kesepakatan Oslo pada 20 Agustus 1993 atau juga deklarasi prinsip Israel-Palestina di gedung putih, Amerika Serikat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gaza Jericho First.


Namun kaum radikal di Israel sangat menentang peraih nobel perdamaian pada 10 Desember 1994 ini, mereka menganggap Rabin adalah penghianat dan membunuhnya saat perayaan perayaan penutupan aksi damai di Lapangan Raja Israel, Tel Aviv.

Yitzhak Rabin, seorang politikus dan jenderal Israel yang menjadi Perdana Menteri Israel pada dua periode, telah dikenal sebagai seorang tokoh yang gigih memperjuangkan perdamaian antara Israel dan Palestina. Namanya tercatat dalam sejarah sebagai penggagas proses perdamaian yang menghasilkan Perjanjian Oslo pada tahun 1993 dan 1995.

Rabin adalah sosok yang berani dan berkomitmen untuk merangkul Palestina dalam mencapai perdamaian. Kebijakannya ini membawanya meraih penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1994, bersama dengan Pemimpin Palestina, Yasser Arafat, dan rival politiknya, Shimon Peres.

Namun, perjuangan Rabin terhadap perdamaian harus berakhir tragis pada tanggal 4 November 1995. Pada malam itu, ia tewas dibunuh oleh seorang aktivis sayap kanan bernama Yigal Amir, yang tidak setuju dengan kebijakan Rabin terkait Perjanjian Oslo.


Pembunuhan terhadap Rabin mengguncang Israel dan dunia internasional. Rabin adalah perdana menteri pertama Israel yang dilahirkan di Israel dan merupakan satu-satunya perdana menteri Israel yang terbunuh. Kehilangan ini sangat menyayat hati bagi negara Israel, yang kehilangan seorang pemimpin yang telah berperan penting dalam mencapai kesepakatan perdamaian dengan Palestina.

Meskipun kehilangan Rabin adalah pukulan berat bagi perjuangan perdamaian, semangat dan tekadnya tidak luntur. Setiap tahun, warga Israel menggelar peringatan untuk mengenang Rabin dan menghormati jasa-jasanya dalam menciptakan iklim damai di Timur Tengah. Ribuan orang berkumpul di alun-alun kota Tel Aviv, tempat Rabin ditembak, untuk mengenangnya dan melanjutkan upaya mencapai perdamaian yang telah dimulai olehnya.




Peristiwa tragis pembunuhan Rabin telah mengingatkan dunia akan pentingnya perdamaian dan pentingnya untuk terus berjuang dalam mencapainya. Rabin telah meninggalkan warisan berharga bagi dunia, yang menginspirasi kita semua untuk terus memperjuangkan perdamaian, persatuan, dan keselamatan bagi semua orang di Timur Tengah.