Minggu, 28 Januari 2024

6 Jenis Atheis yang Ada di Dunia dan Cara Berpikirnya!



Kepercayaan merupakan salah satu hal yang banyak dianut oleh sebagian orang di muka bumi. Dengan adanya kepercayaan, seseorang bisa menaruh harapan pada sesuatu. Entah itu sosok atau zat tertentu yang mereka percaya sebagai ada. Ada banyak sekali kepercayaan yang bisa dianut namun di Indonesia hanya ada enam yang baru diakui.

Akan tetapi bagaimana jika tidak memiliki kepercayaan pada Tuhan atau agama? Biasanya orang memanggilnya dengan sebutan Atheis. Yang satu ini tentu bertentangan dengan nilai dalam sila pertama Pancasila yang berbunyi: “Ketuhanan yang Maha Esa.” Selain itu, keberadaan Atheis juga dianggap ilegal di Indonesia. Secara administratif, Atheis tidak diakui.

Kita tidak akan membicarakan mengenai hukum itu, akan tetapi menariknya ternyata ada jenis-jenis Atheis di dunia ini. Hal ini dikemukakan oleh Chirstopher F. Silver dan Thomas J. Coleman. Dua orang calon doktor yang menulis mengenai 6 jenis Atheis di dunia dalam disertasinya.

Lantas apa sajakah jenis-jenis Atheis di dunia? Berikut adalah daftar jenis-jenis Atheis yang ada di dunia!



1. Atheis Intelektual

Atheis jenis ini adalah jenis atheis yang selalu mengisi kepalanya dengan logika dan hal-hal bersifat ilmiah untuk menjelaskan segala hal yang terjadi di dunia. Ia akan terus belajar dan mencari tahu, mengedukasi dirinya tentang alam semesta.

Atheis jenis ini bisa sangat anti dengan penjelasan-penjelasan yang berbau magic dan gaib.

2. Atheis Aktivis

Yang satu ini adalah atheis yang sangat aktif dalam menyuarakan isu-isu sosial di masyarakat. Ia selalu menjadi relawan dalam menegakkan ketidakadilan sosial yang ada di dunia. Athies jenis ini sangat aktif dalam komunitas dan organisasi.

Orang dengan atheis jenis ini akan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan ketimbang ketuhanan.


3. Seeker Agnostic

Menurut Christoper dan Thomas, agnostik jenis ini adalah “atheis paling bahagia” yang ada di bumi. Dia tidak mempercayai agama apapun tapi tetap terbuka dengan semua ajaran dan pendapat-pendapat gama yang masuk kepadanya.

Meski tidak menganut satu agama pun, atheis jenis ini percaya bahwa agama selalu mengajarkan hal baik.

4. Anti-Theist

Nah ini yang agak bahaya, GanSis. Hati-hati dengan jenis ini karena yang satu ini sangat agresif dan keras kepala. Ia menganggap bahwa semua ajaran dan kepercayaan di bumi ini adalah sumber masalah dan harus dihapuskan. Ia cenderung tidak toleran dan bersikap kasar.

Sayangnya meski menganggap kepercayaan sebagai masalah, malah kadang dia yang menyebabkan masalah.


5. Non-Theist

Nah yang satu ini masih lebih baik dari yang nomor 4. Di mana seorang Non-Theist adalah orang yang masa bodo dengan semua kepercayaan. Mereka sangat pasif dan tidak peduli dengan gagasan agama mana pun. Bahkan tak peduli dengan gagasan atheis itu sendiri.

Bagi orang seperti ini, tidak ada atau adanya Tuhan bukanlah urusannya. Yang terpenting adalah dia tidak dalam masalah.

6. Ritual Atheist

Yang ini agak membingungkan. Kalau TS boleh beropini, mungkin mereka ini orang yang mengangap agama hanyalah budaya. Yang terpenting adalah ritualnya, bukan kepercayaannya. Mereka tidak peduli dengan keberadaan Tuhan tapi masih ikut dengan perayaan agama.

Mereka masih ikut Natal, Lebaran dan masih banyak lagi karena menganggapnya sebagai budaya.


Ya, itulah tadi jenis-jenis Atheist yang ada di dunia. Menurut Christopher dan Thomas, jenis Atheis yang paling banyak di dunia adalah Atheis intelektual. Di mana banyak orang yang memang menjadi atheis dengan jalur ilmu pengetahuan. Dari fakta ini, kita belajar bahwa Atheis tidak melulu soal penentang atau pemberontak dalam agama. Beberapa dari mereka hanya ingin ketenangan.





Perbedaan Atheis dan Agnostik

 Adanya Tuhan?



Meningkatnya jumlah orang atheis di Eropa juga memunculkan berbagai pendapat kalau atheisme semakin lama akan semakin banyak. Alasannya kenapa? Karena semakin banyak orang yang kesulitan dalam mempercayai adanya tuhan dan juga karena para atheis ini kesal dengan para theis dengan segala kelakuannya.

Namun ane di sini tidak akan membahas tentang penyebab orang menjadi atheis dan kenapa mereka jadi anti-agama melainkan perbedaan antara atheis dan agnostik yang kemudian terpecah dalam empat kelompok yang berbeda yaitu, gnostic theis, gnostic atheis, agnostic atheis, dan agnostic theis. Sekilas istilahnya sangat mirip-mirip tapi sangat berbeda satu sama lain dan inilah perbedaannya.

1. Gnostic Theist


Ini dia yang menjadi mayoritas di Indonesia, ya gnostic theist adalah mereka yang beragama dan percaya adanya tuhan dan sangat yakin dengan keberadaan tuhan. Seratus persen percaya tuhan dan tak bisa ditawar lagi. Artinya orang-orang beragama dan punya konsep ketuhanan masuk dalam golongan ini. Tak hanya untuk yang menganut monoteisme tapi juga politeis termasuk dalam gnostic theist ini.

2. Agnostic Theist

Sebuah pandangan yang mempercayai adanya tuhan tetapi tidak yakin dengan wujud dan definisi tuhan. Artinya agnostik theis adalah mereka yang masih mempercayai adanya tuhan walaupun keberadaannya masih dipertanyakan dan biasanya tidak mempercayai agama. Menurut para agnostik theis, agama adalah buatan manusia dan mengada-ada karena keberadaan tuhan tidak dapat dijelaskan dan dijangkau oleh manusia itu sendiri.

3. Agnostic Atheis


Kalau yang ini adalah kebalikan dari yang nomor dua di atas. Mereka yang tidak percaya adanya tuhan tapi masih membuka diri kalau tuhan itu ada asalkan ada buktinya. Komika Coki Pardede adalah orang menganut paham ini, karena mengakui kalau dirinya adalah agnostik atheis dan tidak sepenuhnya seratus persen atheis.

4. Gnostik Theis


Inilah yang paling "ekstrim" yaitu paham yang tidak percaya terhadap eksistensi tuhan dan seratus persen yakin dengan pemahamannya. Mutlak bahwa tuhan itu tidak ada sama sekali. Menurut meraka yang menganut paham ini alam raya bergerak sendiri tanpa ada yang mengendalikan dan mereka berpegangan pada sains yang sudah seratus persen ilmu pasti alih-alih agama yang menurut mereka penuh dengan hal yang kontradiksi dan tidak ilmiah.

Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui kalau orang yang bukan atheis dan agnostik (teis) adalah orang yang percaya adanya tuhan seratus persen.

Orang yang atheis dan tidak agnostik adalah orang tidak percaya eksistensi tuhan dan itu mutlak tak bisa didebar lagi.

Sementara agnostik berada di tengah-tengahnya, masih berada di tengah dan tidak memihak. Keberadaan tuhan menurut agnostik tidak bisa dijangkau oleh manusia. Agama-agama menurut mereka diciptakan oleh manusia untuk menentukan yang baik dan yang buruk. Para agnostik percaya kalau manusia bisa dan harus berbuat baik tanpa iming-iming surga. Para agnostik juga harus bisa tidak berbuat jahat walaupun tidak diancam oleh neraka karena manusia punya pemikiran dan akal.



Perlu diketahui juga bahwa seorang agnostik bukan seperti ateis yang jelas-jelas mengkonfrontasi konsep Tuhan/agama karena menganggap bukti-bukti tentang Tuhan yang disajikan oleh agama itu benar-benar cacat. Tapi agnostik merasa skeptis/pesismis dengan sajian bukti-bukti yang belum teruji kebenarannya. Alih-alih memilih salah satu sisi (teis/ateis) mereka memilih untuk berada di tengah, tidak memihak hingga satu diantara dua sisi ini bisa membuktikan pernyataan siapa yang paling benar.


Beberapa Kesalahpahaman Awam Tentang Atheis

 


Apa itu Atheis? Atheis diambil dari kata yunani Atheos, yang berarti Tidak bertuhan. Secara bahasa Atheis adalah A = - (tidak) dan Theis/Theos = Tuhan.

Atheisme sendiri secara general adalah sebuah pandangan filosofis yang tidak mempercayai keberadaan tuhan ataupun dewa dewi.

Lebih lanjut, atheisme juga tidak mempercayai kehadiran supranatural dan segala hal dengan intervensi kegaiban.


Pernahkah anda berfikir, bahwa tempat dimana anda dilahirkan kemungkinan anda akan beragama sama dengan lingkungan anda.?
Atau pernahkah anda berfikir bahwa, jika anda tidak dilahirkan dari orang tua anda yang sekarang apakah anda tetap beragama seperti yang anda anut sekarang?
Ya faktanya sekitar 90% manusia lahir dan dibesarkan dari lingkungan yang memeluk agama sama dengan yang dipeluk saat dewasa.

Jika anda lahir dari orang tua suku pedalaman papua dan tinggal disana, saya yakin anda akan 100% mengikuti kepercayaan leluhur atau adat istiadat anda.
Jika anda lahir dari orang tua mesir kuno dan hidup sezaman dengan firaun pertama, saya yakin anda akan 100% mengikuti kepercayaan mesir kuno atau bahkan percaya bahwa firaun adalah tuhan.
Begitupun jika anda lahir di India, Arab saudi, China, Italia, atau mungkin terlahir di lingkungan suku maori yang terpencil.

Suka atau tidak, sejatinya, Kita semua terlahir sebagai Atheis, Hingga lingkungan mendoktrin kita tentang tuhan dan agama.

Berdasarkan pengalaman saya, banyak orang orang atheis yang masih menyembunyikan identitas mereka. Maksudnya adalah mereka tetap berpura pura bertuhan/beragama agar bisa diterima di lingkungan.

Hal ini karena masyarakat indonesia masih memandang negatif Atheis. Bahkan lebih jauh pandangan negatif ini sampai menimbulkan tindakan persekusi. Negara kita indonesia memang negara majemuk, negara multi etnis, negara dengan macam macam agama dan kepercayaan. Tapi, seringkali justru perbedaan ini lah yang membuat kita pecah.

Doktrin bahwa ateis adalah jahat, sesat, tidak bermoral, pendukung komunis dll sudah melekat kuat. Maka dari itu, saya ingin membantu meluruskan pandangan keliru diatas.


Atheis itu agama/kepercayaan:


Kenapa saya menempatkan poin ini di yang paling pertama? Sebab poin ini merupakan poin yang banyak orang salah kaprah.
Saya pernah bertanya pada seseorang, "Ateis itu apa sih?" And you know what?? Mereka bilang "Atheis itu agama yang ga percaya tuhan".
Entah mereka belajar darimana atau dapat penyataan seperti ini dari mana. Bagaimana bisa ateis disebut sebagai agama yang gak percaya tuhan. Berdasarkan definisi masing masing aja, udah jelas terlihat errornya.

Apa yang disembah oleh atheis?


Naah poin ini juga berkaitan dengan yang pertama, sebab masih banyak orang yang menganggap bahwa atheis itu menyembah sesuatu. Sebenarnya, ini merupakan pertanyaan salah. Sebab sudah tidak sesuai definisi subjek nya. Jika atheis menyembah lalu bagaimana dengan theis yg tidak menyembah tuhan lain nya? dan kenapa harus memaksakan bahwa setiap manusia pasti menyembah? Hanya karna kamu menyembah sesuatu, kamu gak bisa memaksakan orang lain untuk harus menyembah sesuatu bahkan mereka yang memilih untuk tidak menyembah sama sekali.

Atheis tidak sesuai dengan pancasila

Nah masih banyak yang gagal paham soal pancasila terlebih sila pertama yg berbunyi, "Ketuhanan yang maha esa". Seharusnya, pahami dahulu bagaimana perumusan pancasila ini. Sejarah awalnya bagaimana, dan konteks ketuhanan yg dimaksud itu apa. Lalu arti ESA dalam kalimat tersebut itu maksudnya apa.
Singkatnya, esa dalam pancasila sila pertama bukan lah merujuk pada definisi bilangan yang berarti 1. Melainkan Esa adalah sifat tuhan dengan segala Maha nya. Esa berasal dari bahasa sansekerta yaitu estad atau isa yang berarti mutlak dan maha kuasa yg menunjukkan sifat bukan jumlah / bilangan, nah kalau jumlah itu ika atau eka seperti pada bhinneka tunggal ika yang artinya satu atau tunggal. Definisi Esa sebagai bilangan 1 ini adalah kbbi terbitan pemerintahan Orde Baru.

Padahal, definisi kata Esa dalam pancasila mengambil dari bahasa sansekerta bukan dari kbbi. Jika yang dimaksud tuhan dengan bilangan maksudnya 1 tuhan, maka seharusnya yang dipakai adalah Eka bukannya Esa.

Komunis itu Ateis


Entahlah siapa yang memulai propoganda menyudutkan seperti ini. Masyarakat indonesia ketika berbicara tentang komunis atau Pki selalu disangkutpautkan dengan atheis. Padahal secara definitif saja sudah berbeda.

Silahkan dilihat kembali definisi atheis diatas, Atheis adalah ketidakpercayaan terhadap keberadaan tuhan dan intervensi gaib lainnya.
Sedangkan komunisme singkatnya adalah sistem ideologi politik. Maka dari itu, atheis dan komunis adalah 2 hal yang berbeda.

Jika hanya berdasarkan pemimpin komunis yang atheis macam Stalin maka sudah pasti salah. sebab banyak tokoh komunisme yang justru taat beragama. Bahkan di indonesia sendiri, tokoh komunisme kebanyakan (hampir semuanya) adalah orang beragama.

Lalu tidak semua atheis mendukung ideologi komunisme. banyak juga yang justru membenci komunisme tentunya dengan berbagai alasan masing masing.

Atheis itu tidak bermoral:


Bicara moral, menarik memang karena sebagian orang masih berasumsi bahwa moral dibentuk / diajarkan oleh agama. Kenyataan nya, Landasan moral dapat berasal dari mana saja. Tidak perlu agama untuk sekedar mengetahui bahwa membunuh dan merampok itu tidak baik. Moral manusia ini berkaitan dengan hubungan sesama manusia. Dan pada akhirnya manusia berpegang pada prinsip humanisme.

Dalam konteks humanisme ada istilah golden rule yang kurang lebih berbunyi : “Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
Kalau ini diberlakukan dan bisa dipahami, saya yakin tidak akan ada pembunuhan, perampokan, bahkan bom bunuh diri yang melukai banyak orang.

Jadi saya rasa, tidak perlu agama dan tuhan untuk tahu apa arti moral.  

 

Atheis itu orang jahat,tidak percaya dosa dan bebas melakukan apapun 

Jika kejahatan di identikan dengan atheis, maka itu sebuah kesalahan besar. Banyak juga orang beragama yang melakukan kejahatan. Beberapa bahkan melakukan kejahatan atas nama tuhan. Demi membela apa yang dirasa benar berdasarkan kepercayaannya. Nah saya belum pernah dengar seorang atheis melakukan tindakan kejahatan atas dasar posisi ketidakpercayaan nya terhadap tuhan sebagai alasan untuk berbuat jahat. Bahkan lebih jauh, tidak ada Atheis yang menyatakan perang demi membela atheis lainnya.emoticon-Malu (S)

Dan untuk pernyataan bebas melakukan apapun, saya rasa semua sepakat bahwa sesungguhnya manusia terikat dengan hukum adat istiadat juga hukum negara. Walaupun saya atheis, bukan berarti saya bebas membunuh, korupsi, merampok hanya karena saya tidak percaya dosa dan neraka. Tapi alasan terkuat karena saya memang tidak ingin melakukannya terlebih dengan Golden rule diatas lalu juga dengan adanya hukum adat istiadat dan negara.

So, pantaskah sebuah kejahatan di identikan dengan posisi personal kepercayaan terhadap tuhan? Silahkan renungi.




Sabtu, 27 Januari 2024

Kaghati Kolope, Layang-layang Tradisional Tertua di Dunia dari Sulawesi Selatan

 Sudah sejak dulu permainan layang-layang menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat, khususnya di musim kemarau.


Berbagai ukuran dan model pun dibuat sesuai kreativitas. Untuk meramaikan suasana, beberapa festival atau kompetisi pun digelar.

Ada kebanggaan tersendiri bagi pembuat layang-layang yang paling kreatif, paling unik, hingga paling besar.

Bukan hanya di tingkat nasional, layang-layang Indonesia juga menarik perhatian pada festival-festival internasional.

Dibuat dari bahan tradisional yang cukup mudah ditemukan di Sulawesi

Kaghati kolope adalah sebuah layang-layang tradisional milik masyarakat di pulau Muna, Sulawesi Selatan. Kadang namanya disebut kaghati saja karena kolope adalah bahannya.

Layang-layang unik ini terbuat dari bahan utama daun kolope kering, kulit bambu, serat nanas, dan tali. Bahan alami daun kolope cukup mudah diperoleh di Pulau Muna.

Ukuran layang-layang Kaghati umumnya antara 170-an cm tapi bisa juga dibuat sesuai keinginan pemiliknya.

Meskipun dibuat dari bahan yang alami, tapi Kaghati tahan air, bisa terbang tinggi, serta bertahan di langit berhari-hari.

Sering mengikuti berbagai festival dan menjadi yang paling unik di dunia

Bahan daun kolope yang dibutuhkan untuk membuat Kaghati adalah berjumlah 1300 lembar. Pembuatnya empat orang dan butuh waktu selama dua minggu.
Sampai sekarang layang-layang ini yang sering diterbangkan pada berbagai festival memang sangat unik.

Kemampuannya untuk terbang tinggi serta bertahan berhari-hari di udara sangat mengagumkan.
Apabila angin dan cuaca mendukung, ketika terbang, layang-layang kuno ini memunculkan suara yang mendengung berasal dari pita yang ada di dua sisinya.

Pita yang disebut kamumu dibuat dari kulit ari di pohon waru atau daun nyiur.
Layang-layang ini sudah sering diterbangkan ke berbagai festival nasional dan internasional. Bagi penggemar layang-layang di benua Eropa, Kaghati memiliki daya tarik sendiri karena unik dan tangguh.

Peneliti dari Jerman membuktikan bahwa Kaghati memang tertua di dunia

Berdasar pada lukisan di Gua Sugipatini yang ada di desa Liang Kobori, Kaghati merupakan layang-layang tua yang sudah pernah dibuat sejak ribuan tahun lalu.
Sudah banyak yang menyebut bahwa layang-layang dari Pulau Muna adalah hasil karya yang legendaris.

Akan tetapi, sayangnya belum ditemukan catatan lengkap dalam sejarah Indonesia bahwa Kaghati adalah layang-layang pertama di dunia.
Ada bukti baru yang justru ditemukan oleh antropolog dan peneliti dari Jerman, 

Wolfgang Bieck usai penyelenggaraan Berck sur Mer, festival layang-layang di Prancis pada tahun 1997.

Penelitian Wolfgang Bieck secara langsung di Pulau Muna sekaligus mematahkan klaim selama ini yang menyebutkan bahwa layang-layang tertua di dunia berasal dari China 2.400 tahun yang lalu.

Sempat menjadi bagian tradisi dan sebagai petunjuk jalan menuju Sang Pencipta

Sampai sekarang Kaghati masih mudah ditemukan di Pulau Muna. Di sana terlihat kebiasaan masyarakat yang unik, yaitu untuk menerbangkannya tujuh hari non-stop.

Pada hari ketujuh, tali yang ada pada layang-layang dipotong untuk terbang bebas.
Tidak hanya sebagai permainan, dahulu nenek moyang masyarakat Pulau Muna menerbangkannya untuk kepentingan spiritual.

Layang-layang yang terbang dianggap sebagai petunjuk jalan kepada Sang Pencipta yang ada di atas.

Ada harapan bahwa layang-layang yang terbang bisa menuntun pemiliknya sampai pemiliknya wafat atau kembali kepada-Nya.

Akan tetapi sejak agama Islam menyebar ke Pulau Sulawesi, tradisi ini menjadi sekadar hiburan saja pada musim kemarau, festival, kompetisi, atau setelah panen.


SUMBER : https://www.dailysia.com/kaghati-kol...awesi-selatan/