Senin, 09 September 2024

ORANG BAJAU BUKTI HIDUP EVOLUSI MANUSIA MASIH BERLANGSUNG

 


Selama berabad-abad lamanya penggembara laut di Nusantara telah akrab dengan semenanjung, atol, selat, pelabuhan, dan teluk di lautan. Mereka bisa membaca navigasi alam, ke mana angin akan bertiup dan kapan musim berganti. Mereka menyebut diri mereka sebagai orang laut dan menyebut yang lainnya sebagai orang darat.
Salah satu kelompok penggembara laut yang dikenal handal sejak dulu adalah Orang bajau. Ada banyak desa yang tersebar di seluruh Nusantara menjadi tempat tinggal permanen mereka dan salah satunya adalah Pulau Medang di Nusa Tenggara Barat. Penelitian menunjukkan bahwa Orang 
bajau berasal dari pulau-pulau Filipina kemudian mereka tersebar di Kepulauan Indonesia, termasuk di beberapa bagian di Malaysia.

Dahulu mereka hidup bersama dalam kelompok-kelompok kecil di mana kapal laut lebih terlihat seperti rumah bagi mereka. Orang Bajo adalah pelaut, nelayan, pembuat kapal, bahkan sekaligus penyelam yang piawai. Mereka menganggap semua orang sederajat dan karena itu mereka tidak mengenal stratifikasi sosial dalam kehidupan sehari-harinya.
Setengah juta Orang 
bajau tinggal di wilayah Indonesia, Malaysia, dan Filipina. 10.000 jiwa dari mereka terus hidup sebagai penggembara di laut. Di Pulau Medang, orang-orang ini menetap di sebuah desa di pantai timur. Sedangkan di bagian barat pulau, Orang bugis hidup dalam kelompok yang berbeda dalam satu pemukiman.
Pulau Medang dapat dicapai selama beberapa jamber layar dengan perahu ke arah barat dari Pulau Moyo, pulau yang paling terkenal di Sumbawa. Lebar Pulau Medang adalah sekitar 8km, membentang dari barat ke timur. Pulau Moyo adalah tempat di mana Lady Diana pada tahun 90-an menghabiskan liburan di sebuah resor yang disebut Amanwana.
Meskipun resor Amanwana yang terbilang mewah ini berdekatan dengan Pulau Medang namun Pulau Medang sendiri seakan masih tertinggal secara ekonomi. Beberapa orang mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah dan beberapa tidak karena cara hidupnya masih tradisional. Orang tradisional 
bajau percaya bahwa semua kejadian kehidupan beredar di sekitar laut. Beberapa dari mereka telah memutuskan untuk menetap di pedalaman. Mereka bertani dengan memanen rumput laut dan juga berternak. Mereka juga ada yang hidup di pantai perairan dangkal dan tinggal dalam kondisi yang lebih permanen. Pemerintah daerah setempat masih menganggap mereka hidup dalam kemiskinan.
Pemukiman yang paling terkenal di Nusa Tenggara Barat di mana Orang 
bajau membangun kemegahan mereka adalah kota Labuan Bajo. Labuan Bajo sekarang menjadi kota dengan fasilitas wisata yang paling komprehensif. Di sinilah wisatawan biasanya berhenti sebelum pergi ke pedalaman Nusa Tenggara Timur termasuk ke Flores dan tentunya ke Taman Nasional Pulau Komodo.

Orang-orang nomaden maritim ini telah memancing dan menyelam selama ribuan tahun dan selama itu mereka telah mengembangkan limpa yang lebih besar sehingga memungkinkan mereka menyelam lebih lama dibandingkan rata-rata manusia.

Menurut para ilmuwan:
“Limpa yang lebih besar membuat lebih banyak oksigen tersedia dalam darah mereka untuk menyelam. Terletak dekat dengan perut, limpa yang berukuran kepalan tangan menghilangkan sel-sel tua dari darah dan bertindak sebagai tangki scuba biologis selama penyelaman yang lama.”

Orang Bajau bisa menyelam hingga kedalaman lebih dari 200 kaki ( 60 meter) dan menahan napas selama 13 menit. Mereka juga bisa berjalan melintasi dasar laut sambil berburu ikan. Orang-orang ini menjalani sebagian besar hidup mereka di laut dan merupakan manusia pertama yang diketahui secara genetik beradaptasi dengan penyelaman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar