Kamis, 04 Januari 2024

Organisasi - Organisasi dalam Kongres Pemuda 1928

 

(Source: Google Image)

Sumpah Pemuda yang selalu diperingati setiap tanggal 28 Oktober merupakan peringatan yang cukup sakral bagi bangsa Indonesia, karena pada tanggal itu di tahun 1928 sumpah pemuda diikrarkan pada kongres pemuda. Sumpah para pemuda saat itu yang mengaku bertanah air, berbahasa, dan berbangsa Indonesia, menjadi pernyataan awal bersatunya suku - suku di nusantara untuk menjadi suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Kongres pemuda kedua yang diadakan disebuah bangunan rumah di Jl. Kramat Raya 106, dihadiri oleh beberapa organisasi pemuda kedaerahan. Pemuda dan pelajar dari Sumatera sampai Indonesia Timur datang berbondong - bondong menghadiri kongres pemuda tersebut. 

Jong Java

Organisasi yang didirikan pada 7 Maret 1915 ini awalnya bernama Tri Koro Darmo yang memiliki arti tiga tujuan mulia dan diresmikan di gedung Budi Utomo, dimana Dr. Satiman Wirjosandjojo yang menjadi ketua, Wongsonegoro menjadi wakil ketua, dan Sutomo sebagai sekretaris. Tujuan organisasi ini adalah mempersatukan para pemuda dan pelajar Jawa, menarik minat dan bakat dalam aspek kesenian maupun kemajuan ilmu pengetahuan umum bagi anggotanya. Banyak kursus maupun kelas diskusi yang diadakan, serta mereka juga menerbitkan majalah Tri Koro Dharmo. Pada tanggal 12 Juni 1918 Tri Koro Dharmo mengadakan kongres pertamanya di Solo, dan pada kongres ini ditetapkan Tri Koro Dharmo diubah namanya menjadi Jong Java karena cakupan organisasi ini menjadi lebih luas. Tidak hanya merangkul pemuda dan pelajar Jawa saja tapi juga pemuda dan pelajar dari Sunda, Madura, serta Bali. Dalam perkembangan selanjutnya organisasi ini akhirnya mendapat pengaruh politik yang masuk melalui Sarekat Islam dibawah pimpinan Haji Agus Salim, karena dari awal Jong Java berusaha tidak mencampuri urusan politik maka terjadi perbedaan pandangan. Beberapa anggota akhirnya  memutuskan keluar dari Jong Java dan mendirikan Jong Islamieten Bond, banyak yang berpendapat ini akan menjadi persaingan yang keras antar kedua organisasi tersebut. Tapi pandangan ini berhasil dipatahkan setelah mereka membuktikan saling bahu membahu dalam mengadakan kongres pemuda.

Tokoh besar dari Jong Java adalah: 
1. Dr. Satiman Wirjosandjojo yang juga abang dari perdana menteri Indonesia ke - 6 Soekiman Wirjosandjojo, merupakan pendiri Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam yang menjadi cikal bakal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

2. Wongsonegoro merupakan Wakil Perdana Menteri Kabinet Ali Sastroamidjojo I pada tahun 1953 - 1955, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1951 sampai 1952. 

Jong Ambon
Jong Ambon merupakan organisasi pemuda pelajar dari Maluku yang dibentuk pada tahun 1917 di Jakarta. Jong Ambon merupakan wadah bagi para kaum intelektual Maluku yang berada di Jakarta dan awalnya didirikan oleh para pelajar STOVIA dari Ambon yang diketuai oleh Dr. J. Kayadu. Jong Ambon aktif dalam melakukan diskusi atau kegiatan - kegiatan yang mempererat para pelajar dari Maluku, selain itu diskusi - diskusi tentang nasionalisme Indonesia sering mereka adakan bahkan mengundang para pelajar diluar dari Jong Ambon. Kiprah Jong Ambon dalam memajukan intelektual pelajar Maluku terdengar sampai ke kampung halaman mereka di Maluku, terbukti dengan semakin banyaknya pelajar dari sana yang datang ke Jakarta untuk menimba ilmu. Peranan Jong Ambon dalam pergerakan nasional semakin dalam ketika mereka ikut menjadi peserta kongres pemuda dan ikut mengucapkan sumpah pemuda. (BTW TS udah cari  foto - foto Jong Ambon tapi gak nemu - nemu, buat agan/sista yang punya bisa diposting disini)

Tokoh besar dari Jong ambon adalah:

Dr. Johannes Leimena merupakan anggota dari Jong Ambon pada kongres pemuda, bahkan anggota dewan kongres pemuda. Beliau juga merupakan tokoh politik Indonesia dan menteri paling lama yang menjabat pada era Presiden Sukarno, beliau masuk dan sudah melalui 18 kabinet yang berbeda sejak Kabinet Sjahrir II sampai Kabinet Dwikora III. Sempat menempati berbagai jabatan mulai dari Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri Pertama, dan Menteri Sosial. Dr. J. Leimena juga ikut berpartisipasi dalam mendirikan Gerakan Mahasiswa kristen Indonesia (GMKI). 

Jong islamieten Bond


Jong Islamieten Bond (JIB) didirikan pada tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta. Organisasi ini diisi dengan pemuda pelajar yang memilih Islam sebagai asas identitas mereka, dan anggota JIB sendiri merupakan pecahan dari anggota - anggota pemuda yang lain seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond yang bersimpati terhadap perkembangan agama Islam di Hindia Belanda. Organisasi ini awalnya hanya fokus pada masalah sosial dan budaya, dan berusaha menghindari kegiatan yang bertemakan politik. JIB juga fokus dalam membangun pendidikan di Hindia Belanda terutama bagi kalangan masyarakat non-bangsawan, terbukti mereka dapat membangun sekolah setingkat Hollandsch Indlansche School (HIS) di Tegal pada Oktober 1931 dan Tanahtinggi pada November 1931. 

Tokoh Besar dari Jong Islamieten Bond Adalah: 

Mohamad Roem adalah anggota dari Jong islamieten Bond pada masa pergerakan nasional indonesia. Beliau merupakan salah satu diplomat Indonesia dan selama masa Kepresidenan Sukarno beliau sempat menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Dalam Negeri. Kiprahnya yang paling dikenal adalah ketika menjadi delegasi Indonesia dalam perjanjian Roem - Royen di perang kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. 



Mohammad Natsir merupakan seorang tokoh politik Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan dan Perdana Menteri ke - 5 Indonesia. 

Jong Batak

Jong Batak didirikan pada tanggal 24 Oktober 1926 di Bandung, pada awalnya Jong Batak merupakan bagian dari Jong Sumatera Bond tapi karena keanggotaan dari pemuda pelajar semakin banyak maka mereka memisahkan diri dan membentuk Jong Batak. Organisasi dari awal berdiri sudah mengusung untuk identitas nasional Indonesia, ini terbukti dengan keikiutsertaan mereka dalam kongres pemuda. Walaupun merupakan pecahan dari Jong Sumatera Bond tapi Jong Batak dapat bekerja sama dalam perumusan sumpah pemuda. 

Tokoh Besar dari Jong Batak: 

Ferdinand Lumbantobing merupakan pahlawan nasional dari Sibolga, Sumatera Utara. Beliau pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera dari 1948 -1950, dan pernah juga menjabat sebagai Menteri Kesehatan (ad-interim/sementara) pada tahun 1953, Menteri Penerangan 1953 -1955, dan Menteri Negara Urusan Transmigrasi 1957 -1959. 

Jong Sumateranen Bond

Setelah berdirinya Jong Java dan kegiatan - kegiatan yang mereka lakukan memantik beberapa pemuda dan pelajar dari daerah lain untuk membentuk organisasi mereka sendiri tidak terkecuali yang berasal dari Sumatera. Muhammad Anas dan beberapa kawannya menggagas pertemuan bagi para pemuda dan pelajar dari Sumatera seantero Jakarta, untuk berkumpul di gedung Volkslectuur di daerah Gambir. Ajakan Muhammad Anas disambut baik dengan berkumpulnya para pelajar Sumatera yang berdatangan dari STOVIA (Sekolah Kedokteran), Rechtschool (Sekolah Hukum), Kweekschool (Sekolah Keguruan), dan MULO (SMP). Pada tanggal 9 Desember 1917, Jong Sumatranen Bond resmi berdiri. 

Tokoh Besar Jong Sumatranen Bond: 

Adnan Kapau Gani atau lebih sering dikenal sebagai A.K Gani merupakan dokter, politisi dan tokoh militer di Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Kemakmuran Indonesia 1946 - 1948, Wakil Perdana Menteri Indonesia 1947 -1948, dan Menteri Perhubungan 1954 -1955. 



Mohammad Yamin merupakan politisi dan ahli hukum yang sangat dihormati serta dianugerahi sebagai pahlawan nasional Indonesia. Beliau merupakan salah satu pelopor sumpah pemuda di kongres pemuda 1928. Pada era setelah kemerdekaan Mohammad Yamin pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman Indonesia pada tahun 1951, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1953 - 1955, Menteri Sosial tahun 1959, dan Menteri Penerangan pada tahun 1962. 

Jong Celebes
Jong  Celebes merupakan organisasi yang menghimpun pemuda dan pelajar dari Sulawesi, pada masa sebelum kemerdekaan Sulawesi dikenal sebagai Celebes. Organisasi ini didirikan sekitar tahun 1918, dan bertujuan sebagai wadah pemersatu dan mempererat tali persaudaraan antar pemuda pelajar dari Sulawesi. Jong Celebes ikut serta dalam kongres pemuda, dan salah satu anggotanya bernama Rumondor Cornelis Lefrand Senduk diangkat sebagai pembantu III dalam dewan kongres. ( Sama seperti Jong Ambon, ane udah cari - cari foto buat Jong Celebes tapi gak nemu, kalo ada yang punya silahkan share di postingan thread ya )

Tokoh Besar dari Jong Celebes: 

Rumondor Cornelis Lefrand Senduk atau sering disingkat R.C.L Senduk merupakan dokter sekaligus tokoh nasional dari Sulawesi. Beliau merupakan mahasiswa kedokteran di STOVIA, dan pernah diasingkan ke Papua oleh Belanda karena aktivitasnya dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Beliau juga merupakan salah satu pengagas dan pelopor berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI). 



Arnold Mononutu merupakan aktivis kemerdekaan Indonesia dari Sulawesi pada masa pergerakan nasional, beliau juga pernah menjabat sebagai menteri penerangan selama 3 periode, pernah juga menjadi duta besar Indonesia pertama untuk Tiongkok, selain itu beliau juga pernah diangkat menjadi rektor Universitas Hasanuddin, Makassar.  

Sekar Rukun
Sekar Rukun merupakan organisasi pemuda dan pelajar kedaerahan Sunda, yang diprakarsai oleh Iwa Kusumasumantri dan kawan - kawannya. Organisasi ini berdiri pada tanggal 26 Oktober 1919 yang bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan pemuda - pemuda Sunda akan kecintaan terhadap tanah air, serta meningkatkan pendidikan bagi masyarakat Sunda. Selain itu organisasi ini juga bertujuan untuk menjaga kerukunan pemuda Indonesia. 

Tokoh Besar dari Sekar Rukun: 

Iwa Kusumasumantri merupakan politikus Indonesia, pengacara dan nasionalis. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada tahun 1945 dan Menteri Pertahanan dari tahun 1953 sampai 1955. Pada tahun 2002 Iwa dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. 

Perhimpunan Pelajar - Pelajar Indonesia (PPPI)

Perhimpunan Pelajar - Pelajar indonesia (PPPI) didirikan pada bulan September 1926, dan memiliki haluan untuk berkecimpung dalam politik. Anggota PPPI kebanyakan berasal dari Rechtshoogeschool (sekolah Hukum) di Jakarta dan Technische Hoogeschool te Bandung (Sekolah Tinggi Teknik Bandung). Organisasi ini memiliki pandangan bahwa persatuan Indonesia merupakan kekuatan utama bangsa untuk melawan Belanda, sehingga pandangan kedaerahan harus dihilangkan dengan menyatukan seluruh organisasi kepemudaan Indonesia. 

Tokoh Besar PPPI : 
 
Sugondo Djojopuspito merupakan anggota dari PPPI sekaligus ketua kongres pemuda pada tahun 1928, beliau juga salah satu yang memprakarsai motto satu nusa, satu bangsa, satu bahasa Indonesia. Beliau juga sempat menjabat sebagai Menteri Pembangunan Masyarakat pada kabinet Halim. 

Pemuda Kampung Betawi

Pemuda Kaum Betawi merupakan organisasi pemuda yang didirikan pada tahun 1927 oleh para pemuda pelajar Betawi, dan diketuai oleh Mohamad Tabrani. Organisasi ini bertujuan untuk mempererat kerukunan antar pemuda Betawi di Jakarta, selain itu organisasi ini juga ikut berperan serta dalam membina masyarakat Betawi dalam aspek sosial dan budaya. Pada Kongres Pemuda kedua di tahun 1928, ketua Pemuda Kaum Betawi saat itu bernama Mohammad Rochjani Su'ud diangkat menjadi anggota dewan kongres sebagai pembantu V. 

Tokoh Besar Pemuda Kampung Betawi : 

Mohammad Husni Thamrin merupakan politisi di era Hindia Belanda. Beliau merupakan anggota Volksraad pertama dari masyarakat Betawi, dan mewakili kaum pribumi Indonesia. Thamrin juga dianggap sangat berjasa dalam dunia sepak bola Hindia Belanda karena menyumbangkan sekitar 2000 gulden pada tahun 1932,  untuk mendirikan lapangan sepak bola khusus pribumi di daerah Petojo, Jakarta. 


Pemuda - Pemuda Tionghoa

Peran serta pemuda - pemuda etnis Tionghoa pada saat sumpah pemuda juga tidak bisa dilupakan, hal paling mendasar adalah rumah yang dipakai sebagai tempat kongres pemuda kedua yang bertempat di jalan Kramat Raya 106 Jakarta merupakan rumah dari seorang Tionghoa bernama Sie Kong Liong. Selain itu ada juga nama Kwee Thiam Hong (Foto diatas) yang merupakan anggota dan delegasi dari Jong Sumatranen Bond, beliau merupakan pemuda kelahiran Palembang. Kwee Thiam Hong mengajak juga beberapa temannya dari etnis Tionghoa seperti Oey Kay Siang, John Liauw Tjoan Hok, dan Tjio Djin Kwie.

Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab

Pada tahun 1934 para pemuda keturunan Arab yang ada di Indonesia mengadakan kongres pemuda keturunan Arab di Semarang, dan dalam kongres itu menghasilkan Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab. Dalam kongres ini para pemuda - pemuda itu mengakui Indonesia sebagai tanah air mereka, dan bukan negeri - negeri di Arab. Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab sendiri berisi tiga sumpah yaitu : 

1. Tanah air peranakan Arab di Nusantara adalah Indonesia.
2. Pemuda dan masyarakat keturunan Arab harus mulai meninggalkan kehidupan menyendiri.
3. Pemuda dan masyarakat Arab harus memenuhi kewajibannya terhadap tanah air dan Bangsa Indonesia. 



Abdurrahman Baswedan atau A.R Baswedan merupakan tokoh kunci dalam pembentukan kongres pemuda Indonesia keturunan Arab. Beliau dikenal sebagai nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan sastrawan Indonesia, selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada tahun 1946 - 1947. Tulisan tangan beliau dalam bentuk artikel berjudul Peranakan Arab dan Totoknya di Harian Matahari Semarang, berisi tentang anjuran Baswedan untuk pemuda keturunan Arab menganut asas kewarganegaraan ius solis (dimana individu itu dilahirkan, disitulah tanah airnya) dan menerima Indonesia sebagai tanah air mereka. Artikel itu menjadi pemicu para pemuda keturunanan Arab mengadakan kongres dan mendeklarasikan Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar