Selasa, 17 Oktober 2023

Revolusi Berdarah Hungaria 1956

 

Revolusi Hungaria 1956
Kejadian ini bermula saat tentara merah dengan kekuatan besar mendorong Nazi Jerman kembali sampai wilayah asalnya dalam perang dunia kedua, serangan balik besar-besaran yang melibatkan jutaan serdadu itu selain membebaskan ratusan kota di eropa timur juga merambah ke hampir semua wilayah semenanjung Balkan maupun berlanjut ke daerah bekas kekuasaan kerajaan Austro-Hongaria.

670 ribu pasukan di bawah pimpinan jenderal Rodion Malinovsky dengan mudah menaklukkan Budapest pada tanggal 13 Februari 1945 yang dipertahankan hanya oleh 180 ribu tentara gabungan Nazi dan Hungaria, malapetaka pun kemudian dimulai saat itu ketika partai pekerja Hungaria yang dibawah pengaruh Uni Soviet menguasai negeri tersebut.

Republik Rakyat Hungaria yang dipimpin oleh Matyas Rakosi memerintah negara tersebut dengan tangan besi, ribuan rakyat ditangkap, terbunuh dan dimasukkan ke kamp konsentrasi namun situasi sedikit berubah saat penguasa uni Soviet, Joseph Stalin meninggal dunia di tahun 1953.

Kehilangan aktor terbesar komunis setelah Vladimir Lenin membuat pengaruh Uni Soviet semakin berkurang yang ditandai dengan munculnya fenomena gerakan liberalisasi partai komunis diberbagai negara, di Hungaria reformis Imre Nagy menggantikan kepemimpinan Rakosi namun Rakosi tetap jadi sekertaris jenderal partai yang mana dengan posisi ini tentu sangat mudah bagi dirinya untuk menghancurkan reputasi perdana menteri Imre Nagy.

Kekisruhan politik di Hungaria langsung ditanggapi oleh Uni Soviet dengan intervensi untuk menjatuhkan 2 orang yang bertikai tersebut dan menggantikan mereka dengan Erno Gero pada tanggal 18 Juli 1956.

23 Oktober 1956

Kematian Stalin yang membuat banyak kekacauan di negara anggota Pakta Warsawa, salah satunya pemberontak buruh di kota Poznan pun akhirnya merembet ke negara Hungaria. Pengunduran diri Rakosi membuat berbagai kalangan di negara itu semakin leluasa berpikiran kritis dan mengeluarkan pendapat yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan, mahasiswa menolak organisasi pelajar komunis DISN dengan mendirikan himpunan pelajar MEFESZ yang pro demokrasi.

Siang hari waktu itu, 20 ribu mahasiswa berunjuk rasa di sekitaran patung pahlawan nasional Polandia dan Hungaria, Jozsef Bem dimana mereka menyuarakan keinginan agar Hungaria menjadi negara yang bebas dan berdaulat tanpa intervensi dari kekuatan asing dengan meneriakkan puisi Nemzeti Dal,

"Kami bersumpah, kami bersumpah, bahwa kami tidak akan lagi menjadi budak!".

Yang diikuti seorang pemuda yang tiba-tiba keluar dari kerumunan dan memotong lambang komunis pada bendera Hungaria yang serentak diikuti oleh lainnya dengan melubangi bendera tersebut.

Pelajar dan masyarakat dari berbagai kota mulai berkumpul mencapai jumlah 200 ribu demonstran, jam 20.00 Erno Gero menolak tuntutan mahasiswa yang dibalas dengan merubuhkan patung perunggu Stalin yang terbangun diatas tempat yang dulunya adalah sebuah gereja.


Pengunjuk rasa di sebelah patung Stalin (thevieweast.wordpress.com)
Kepolisian Hungaria pun menindak demonstran tersebut dengan kejam yang menewaskan banyak orang namun permintaan bantuan agar tentara Hungaria ikut membantu pihak kepolisian dalam menangani demonstran ditanggapi dengan ragu dan malah berbalik membela mahasiswa dengan menyobek bintang merah dari topinya.

Erno Gero pun meminta intervensi militer Soviet untuk menumbas pemberontakan pelajar tersebut, dan sekitar jam 02.00 tanggal 24 Oktober tank-tank dan tentara merah Uni Soviet dibawah pimpinan Ivan Konev mulai masuk Budapest.

Namun sebenarnya tentara merah tak sepenuhnya mengejar demonstran, sebagian dari mereka dilaporkan malah bersimpati dengan demonstran dan pertempuran antara demonstran bersenjata lebih terfokus dalam melawan AVH atau polisi rahasia Hungaria.

Sampai akhirnya pemberontakan pimpinan Bela Kiraly pada tanggal 30 Oktober mulai menyerang gedung parlemen, mengeksekusi anggota partai, personel polisi rahasia AVH dan tentara Hungaria yang dari gambar memperlihatkan bahwa korban telah disiksa lebih dahulu sebelum terbunuh.


Milisi pro revolusi Hungaria (thatconflict.com)
Tentara merah dan pro komunis kemudian membalas dan menguasai Budapest yang dilawan oleh demonstran dengan melempari tank Soviet memakai bom molotov hingga dicapai kesepakatan gencatan senjata pada 28 Oktober - 4 November, salah satu pemimpin pemberontakan Bela Kiraly pun dibebaskan dari hukuman penjara seumur hidup atas dakwaan makar.

Beberapa perundingan untuk mendamaikan keadaan di negara tersebut digulirkan dengan berbagai keputusan semisal pembubaran polisi rahasia AVH, pernyataan negara bahwa peristiwa ini bukanlah pemberontakan tapi peristiwa yang agung dan demokratis dan meminta pasukan Soviet mundur dari negar tersebut.

Revolusi Hungaria 1956 yang memakan korban sampai 3 ribu jiwa tersebut adalah salah satu peristiwa menuju kehancuran kekuatan besar negara super power uni Soviet sebelum akhirnya runtuh di tahun 1991, setelah peristiwa besar ini tepatnya di tanggal 1 November 1956 Hungaria menyatakan diri keluar dari pakta Warsawa dan memilih untuk menjadi negara netral.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar