Senin, 20 Mei 2024

Viral Ceramah Ustaz Bumi Datar, Cek Fakta-Fakta Planet Ini

 

Viral Ceramah Ustaz Bumi Datar, Cek Fakta-Fakta Planet Ini


Saat miliarder Elon Musk tengah menata pesawat antariksa buat ke Mars, para ustaz kalangan tertentu masih menuding-nuding kufur buat mereka yang percaya Bumi bulat berbasis tafsir ayat. Simak faktanya.

Kaum Bumi Datar (flat earther) masih hadir di kalangan agamawan yang mendasarkan pada tafsir lawas kelompok tertentu yang letterlijk.

Videonya pun masih ramai beredar media sosial. Mereka mendasarkan pandangan pada tulisan atau fatwa ulama. "Siapa yang tidak percaya Bumi ini datar, dia kufur," ucap seorang penceramah, mengutip pandangan syaikh tertentu, sambil menyinggung "kebohongan NASA."

Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Kepala Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dalam tulisannya di Suara Muhammadiyah, menjelaskan aliran flat earth memakai beberapa ayat Al-Qur'an sebagai pembenaran argumennya.


Di antaranya, Al-Ghasiyah ayat 20 dan QS. Al-Hijr ayat 19, yang memakai kata "suthihat" (سُطِحَتْ) yang diterjemahkan sebagai "dihamparkan." Hal ini diklaim oleh mereka sebagai penjelasan bahwa Bumi itu datar.

Selain tafsir atas kata dan ayat tersebut masih banyak perbedaan di antara ulama, sebenarnya ada ayat Al-Qur'an lain yang lebih jelas menyatakan Bumi itu bulat.

Arwin menyebut surat Az-Zumar ayat 5 yang menggunakan kata "at-takwir" (يُكَورُ). Kata ini punya akar yang sama dengan kata "al-kurrah" (bola atau bulat).

"Ayat ini bermakna bahwa malam menggulung siang dan siang menggulung malam. Kalau malam dan siang dapat saling menggulung, pastilah karena keduanya berada pada satu tempat yang bulat. Bagaimana keduanya dapat saling menggulung jika berada pada tempat yang datar?" tuturnya.

Arwin juga mengungkap ilmuwan muslim Al-Biruni (wafat pada 440 H/1048 M) dalam dua karyanya, "Ifrād al-Maqāl fī Amr azh-Zhilāl" dan "al-Qānūn al-Mas'ūdy" memaparkan argumentasi ilmiah soal Bumi itu bulat.

Pertama, argumen gerhana. Bahwa, gerhana Matahari ialah terhalangnya penglihatan dari sinar Matahari [oleh Bulan] sehingga proses gerhana Matahari tidak sama waktu dan durasinya jika dilihat oleh penduduk Bumi. Alhasil, fenomena gerhana ini menjadi hujah bahwa bentuk Bumi bulat.

Kedua, berdasarkan hasil pengamatan mengenai dataran Bumi yang tidak sama, ada yang tinggi dan ada yang rendah, menandakan bahwa bentuk Bumi adalah bulat.

Sementara pada dataran rendah terjadinya terbit dan tenggelam Matahari dari waktu ke waktu selalu berubah.


Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), yang sudah sering mengirimkan manusia ke luar angkasa, pun membantah sejumlah teori Kaum Bumi Datar.

NASA, dalam laman resminya, mengatakan, "dari luar angkasa, Bumi tampak seperti kelereng biru dengan pusaran putih dan area berwarna cokelat, kuning, hijau, dan putih. Warna biru adalah air, yang menutupi sekitar 71 persen permukaan Bumi."

Dalam laman Space Place, NASA mengungkap sebab Bumi berbentuk bulat.

"Sebuah planet berbentuk bulat karena gravitasi. Gravitasi sebuah planet menarik secara merata dari semua sisi. Gravitasi menarik dari pusat ke tepi seperti jari-jari roda sepeda. Hal ini membuat bentuk keseluruhan planet menjadi bola, yaitu lingkaran tiga dimensi," urai NASA.


Menurut NASA, manusia telah mengetahui bahwa Bumi itu bulat selama lebih dari 2.000 tahun. Bangsa Yunani kuno mengukur bayangan selama titik balik matahari musim panas dan juga menghitung keliling Bumi.

Mereka menggunakan posisi bintang dan rasi bintang untuk memperkirakan jarak Bumi. Mereka bahkan bisa melihat bayangan bulat Bumi di Bulan saat gerhana Bulan.

Saat ini, para ilmuwan menggunakan geodesi, yaitu ilmu yang mengukur bentuk, gravitasi, dan rotasi Bumi, untuk mendapat pengukuran yang akurat yang menunjukkan bahwa Bumi itu bulat.

NASA menjelaskan dengan GPS dan satelit lainnya, para ilmuwan dapat mengukur ukuran dan bentuk Bumi hingga ke tingkat sentimeter.

"Foto-foto dari luar angkasa juga menunjukkan bahwa Bumi itu bulat seperti Bulan," kata NASA.

Walau begitu, NASA menyatakan Bumi bukanlah bola yang bulat sempurna akibat gerakan rotasinya. 

"Meski planet kita berbentuk bola, namun ia bukanlah bola yang sempurna. Karena gaya yang ditimbulkan saat bumi berputar, kutub utara dan selatan agak datar. Rotasi bumi, gerak goyah, dan gaya-gaya lainnya membuat planet berubah bentuk dengan sangat lambat, namun tetap bulat."

Senada, lembaga kelautan dan atmosfer AS (NOAA) menegaskan bahwa Bumi berbentuk tidak bulat sempurna, melainkan ellipsoid (benda tiga dimensi yang diperoleh apabila sebuah elips diputar mengelilingi salah satu sumbunya, menurut KBBI).

"Walau Bumi tampak bulat jika dilihat dari sudut pandang luar angkasa, sebenarnya Bumi lebih mirip elipsoid. Namun, elipsoid sekalipun tidak cukup menggambarkan bentuk Bumi yang unik dan selalu berubah," kata NOAA.

Menurut lembaga BMKG-nya Amerika Serikat itu, diameter Bumi membengkak di bagian khatulistiwa karena gaya sentrifugal yang diciptakan oleh rotasi Bumi yang konstan.

Pegunungan yang menjulang hampir 30.000 kaki (9144 meter) dan palung laut yang menukik lebih dari 36.000 kaki (10.972,8 meter) dibandingkan dengan permukaan laut semakin mendistorsi bentuk Bumi.

"Selain itu, bentuk Bumi selalu berubah. Kadang-kadang perubahan ini terjadi secara periodik, seperti halnya pasang surut harian yang mempengaruhi lautan dan kerak Bumi;"

"Terkadang perubahannya lambat dan stabil, seperti pergeseran lempeng tektonik atau rebound kerak bumi setelah lapisan es tebal mencair; dan terkadang bentuk planet berubah secara tiba-tiba dan hebat saat terjadi peristiwa seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, atau hantaman meteor," urai NOAA.

Sumber: CNN Indonesia



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar