Frasa lintang kemukus sendiri berasal dari dua kata, yaitu lintang yang berarti bintang dan kemukus yang berarti berasap. Warganet yang mengabadikan momen kemunculan lintang kemukus langsung membagikan fotonya di akun media sosial.
Tentu saja sangat ramai dengan komentar, mulai dari yang bernada takut, bergurau, sampai yang membagikan wawasan ilmiah.
Arah atau sudut kemiringan lintang kemukus juga disebut-sebut memiliki pertanda yang berbeda.
Tidak hanya di Indonesia, tapi warga negara-negara lain di dunia juga banyak yang bisa melihat fenomena seperti ini. Mungkin juga dengan sudut pandang tradisinya masing-masing.
Merupakan istilah tradisional dari fenomena alam bintang berekor
Fenomena munculnya lintang kemukus beberapa waktu lalu adalah meteor yang berukuran besar.
Hal tersebut adalah penjelasan dari Emanuel Sungging Mumpuni, seorang peneliti dari Pusat Sains Antariksa di LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional).
Lintang kemukus merupakan sebuah istilah tradisional dari bintang berekor entah itu komet ataupun meteor.
Zaman dulu nenek moyang belum mengenal sains, melainkan dengan ilmu titen alias pengamatan secara tradisional berdasarkan kebiasaan turun temurun.
Yang baru-baru ini muncul di atas langit Jawa Timur dan Yogyakarta kemungkinan besar merupakan bagian dari peristiwa hujan meteor Draconid yang memang sedang berlangsung antara tanggal 6-10 Oktober 2020.
Termasuk fenomena alam yang terjadi secara wajar dan bisa terprediksi
Hujan meteor Draconid asalnya dari sisa-sisa debu komet 21 P/Giacobini Zinner yang mengelilingi Matahari tiap 6,6 tahun sekali.
Hujan meteor ini memungkinkan manusia dapat melihat 6 meteor setiap satu jam sekali. Fenomena alam yang berlangsung antara pukul 18.15-21.30 ini sudah berakhir pada 10 Oktober 2020.
Peristiwa hujan meteor sendiri adalah fenomena alam yang terjadi secara normal dan wajar.
Mungkin saja datangnya dalam intensitas yang besar tapi mungkin juga kecil. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya.
Belum ada fakta yang dapat membuktikan hujan meteor dengan bencana
Meskipun yang terlihat baru-baru ini hanya di tiga kota, tapi mungkin saja sebenarnya lintang kemukus juga muncul di kota lain. Meski muncul, tapi tidak bisa langsung terlihat jelas karena terhalang oleh polusi cahaya.
Kondisi kehidupan nenek moyang dahulu juga masih minim cahaya, jadi kemungkinan lebih sering untuk melihat munculnya lintang kemukus daripada masyarakat pada zaman sekarang.
Tentang akibat kemunculan lintang kemukus, apakah memang jadi sebuah pertanda bencana atau peristiwa tertentu, sejauh ini belum ada fakta atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Para ahli astronomi menegaskan hal itu hanya sebuah mitos di masyarakat. Kebiasaan untuk membaca pertanda dari alam lalu mengaitkan dengan kemungkinan bencana memang bagian dari adat dan kepercayaan.
Entah muncul lintang kemukus atau tidak, penting bagi masyarakat untuk waspada dengan apa yang terjadi di depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar