Profesor Moshe Sharon adalah profesor di bidang sejarah Islam di Hebrew University. Ia berbicara soal bagaimana umat Islam memahami sejarah. Umat Islam tidak punya tradisi melihat sejarah faktual. Mereka mengira ajaran yang mereka yakini itu adalah sejarah.
Orang Islam meyakini bahwa Adam itu seorang muslim, dalam arti ia membawa prinsip ajaran yang sama dengan ajaran Islam, khususnya soal ajaran Tauhid. Demikian pula tokoh-tokoh lain seperti Ibrahim, Ismail, Ishak, Musa, Daud, Sulaiman, dan seterusnya. Mereka adalah Nabi-nabi utusan Allah menurut ajaran Islam. Mereka semua mengajarkan ajaran yang sama, yaitu Tauhid. Mereka semua adalah muslim.
Tokoh-tokoh itu adalah orang-orang penting dalam kitab Torah, milik orang Yahudi. Konsep nabi adalah konsep orang Yahudi. Mereka percaya ada manusia yang dipilih oleh Tuhan, diberi perintah untuk menyampaikan ajaran kepada manusia. Dalam bahasa Hebrew orang itu disebut navi. Tidak semua tokoh dalam Taurat adalah nabi. Adam, David, dan Solomon, bukanlah nabi.
Ringkasnya, ada 2 versi cerita. Satu versi Yahudi, yang lebih dulu ada. Satu lagi, versi Islam, yang ada kemudian. Ada perbedaan isi cerita dari keduanya. Nah, bagi orang Islam perbedaan itu terjadi karena kitab Yahudi sudah diubah-ubah oleh pengikutnya. Yang benar adalah versi Islam.
Itu yang digambarkan oleh Prof. Sharon tadi. Ia menyebut,"Seluruh sejarah adalah sejarah Islam." Ia sedang menggambarkan persepsi orang Islam. Tapi video ucapannya itu diputarbalikkan isinya, seolah ia sedang menyampaikan fakta bahwa yang diyakini umat Islam itulah kebenaran sejarah.
Saya temukan video plesetan itu di sebuah akun FB milik seorang profesor di Malaysia. Sekali lagi, profesor. Ada sekelompok orang yang begitu haus akan pengakuan orang-orang kafir bahwa ajaran Islam itu benar. Sampai mereka rela membuat kabar-kabar bohong.
Kita sangat sering mendengar kabar pengakuan kebenaran Quran oleh ilmuwan Barat yang kafir. Juga kabar tentang orang pintar (ilmuwan, profesor) yang berbondong-bondong masuk Islam. Kebanyakan berita itu bohong belaka. Kebohongan-kebohongan ini bahkan sampai ditulis dalam berbagai buku.
Ada banyak masalah dalam urusan ini. Pertama, rendahnya kadar intelektualitas, sehingga tidak mampu mencari tahu dan mengkonfirmasi kebenaran informasi. Kedua, sikap rendah diri, seolah kebenaran ajaran ditentukan oleh pengakuan dari pihak luar, atau orang kafir.
Padahal kebenaran ajaran itu pembuktiannya sederhana. Praktikkan ajaran itu, tunjukkan bahwa dengan praktik itu engkau berhasil mendatangkan kemajuan, kesejahteraan, kedamaian hidup, dan mendatangkan manfaat bagi manusia dan segenap isi bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar