Sabtu, 07 Oktober 2023

Ternyata Indonesia Tidak Dijajah Selama 350 Tahun Oleh Belanda





Sewaktu masih sekolah dasar dulu, kita pasti pernah yang namanya mempelajari Sejarah tentang bangsa kita sendiri, khususnya jaman penjajahan Belanda. Disana kita diajarkan bahwa "Indonesia dijajah selama 350 tahun oleh Belanda."
Informasi sejarah tersebut pun tertanam di otak kita hingga saat ini, dan dengan mudahnya kita meyakini kebenaran dari informasi sejarah yang disampaikan oleh guru. Tanpa pernah mengulik kembali kebenaran dari sejarah tersebut.

Sekarang cobalah mencerna kembali antara ilmu sejarah yang pernah guru sampaikan ketika masih sekolah dasar, dengan fakta sejarah yang akan gw sampaikan berikut ini. Cobalah membandingkan, sejarah mana yang lebih masuk akal.

Kalau kita menghubungkan "penjajahan" Belanda berakhir pada tahun 1949 dengan ditandatanganinya "Konferensi Meja Bundar, dengan kedatangan "Cornelis de Hautman" pertamakali ditanah Nusantara ini, maka jangka waktunya adalah 353 tahun!

Akan tetapi, apakah benar bahwa orang Belanda tersebut langsung menjajah Tanah Nusantara ini ketika pertamakali datang kemari?


Jika melihat fakta akhir masa penjajahan dengan kedatangan Cornelis de Houtmanketanah Nusantara ini, maka hitungannya bener 3 setengah abad.

Namun hal tersebut bukanlah patokan "masa penjajahan", melainkan hanya hitungan tahun awal kedatangan dengan tahun akhir kepulangan (check in - check out).

Jadi persepsi kita selama ini yang menganggap bahwa "Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun" adalah salah kaprah!!


Tujuan Pertama Belanda Datang Ke Daerah Nusantara

VOC didiriin sejak 1602, enam tahun setelah ekspedisi de Houtman berhasil membukakan jalan bagi penjelajah Belanda untuk melakukan aktivitas perdagangan di Kepulauan Nusantara. Kalo kita itung sampe KMB, 1949, berarti total 347 tahun.

Tujuan awal Belanda datang ke Nusantara adalah untuk berdagang, bukan untuk menguasai Nusantara.
Nusantara kala itu adalah penghasil rempah-rempah terbesar di Asia. Mulai dari Lada, cengkeh, kemiri dan sebagainya. Nah rempah-rempah tersebut kagak numbuh di benua Eropa sana, makanya mereka mau jauh-jauh datang kemari hanya demi bumbu masak tersebut.

Yang kedua, perdagangan jaman dulu tidak menggunakan nilai mata uang, akan tetapi prinsip perdagangan jaman dulu adalah dengan 'Barter'. Yaitu menukar barang dengan barang yang dianggap bernilai sama.

Perusahaan Belanda Bernama VOC



VOCitu beda dengan Negeri Belanda. VOC tuh bukan negara, tapi cuma nama perusahaan doang. Kerjaan VOC itu bukannya nguasain daerah, tapi nguasain perdagangan regional di Hindia Timur.

Walaupun VOC dibekali hak yg kita kenal sebagai “Hak Oktroi” atau hak istimewa yang ngebolehin mereka bikin benteng, punya tentara, berhak berdiplomasi, dan lain sebagainya.

Intinya sebuah perusahaan yang punya dewan komisaris (Heeren Zeventien) dan direktur utama (Gubernur Jenderal), bukanlah mewakili sebuah negara Belanda.

Karena peradaban Eropa lebih maju dengan Nusantarapada masa itu, Belanda mulai mendirikan perusahaan dagangnya sendiri yang diberi nama V.O.C.

Sekali lagi, Belanda hanya mendirikan 'Perusahaan dagang' bukan mendirikan 'Negara keduanya' dibumi Nusantara ini. Dan sistem penjajahan atau menguasai suatu daerah belum mereka lakukan saat itu, mereka hanya menguasai pasar perdagangan saja.

Contoh kecilnya, pasar Handphone Android terbesar sekarang dikuasai oleh pabrikan Cina bukan?
Nah begitu juga dominasi yang dilakukan oleh VOC dipasar perdagangan jaman dulu.

Intinya, VOC bukanlah sebuah negara, itu hanyalah sebuah perusahaan. Dengan aturan saling menguntungkan dengan wilayah pribumi.

Lokasi VOC

Dalam konteks “menguasai” bisa dibilang VOC ga punya wilayah di Kepulauan Nusantara, selain Batavia dibangun sama Jan Pieterszoon Coen dari reruntuhan bandar Jayakarta.

Secara garis besar peran VOC dalam wilayah Nusantara ini hanyalah hak monopoli dagang, yang bikin mereka dianggap sebagai “penguasa” lokal. Tapi, kalau dalam konteks “menguasai” teritori politik, raja-raja lokal di Nusantara masih punya kekuasaan penuh sama daerahnya.

Perusahaan Belanda yang bernama VOC tersebut hanya berlokasi didaerah bekas reruntuhan Bandar Jayakarta, itupun bukan berarti mereka menguasai wilayah tersebut. Hanya saja mereka diperbolehkan menempati daerah itu saja yang kemudian diberi nama Batavia.

Kesimpulannya, mereka tidak menduduki seluruh wilayah Nusantara pada saat itu, akan tetapi hanya menempati suatu daerah saja. Dengan tujuan menguasai sektor perdagangan, bukan wilayah politik.

Daerah Operasi Perdagangan VOC


Batavia sebagai markas, Banten sebagai salah satu pelabuhan utama, Ambon-Banda sebagai daerah penghasil cengkeh dan pala, Makassar dan sekitarnya untuk mengamankan jalur pengiriman rempah, dan Priangan (Jawa Barat), sebagai tempat penanaman tanaman secara massal (Preanger stelsel).


Seperti yang kita ketahui bahwa kedatangan Belanda pertamakali ketanah Nusantara adalah untuk berdagang, adapun pasar perdagangan yang dikuasai oleh Belanda yaitu Batavia, Banten, Ambon, Makassar, dan Jawa Barat.

Selain daerah yang disebutkan diatas, sebagian besar wilayah Nusantaramasih memiliki penguasa besarnya seperti Sultan Aceh, Sultan Mataram, Sultan Gowa, Sultan Palembang, Sultan Banjar, dan Raja-raja Bali.

Perusahaan VOC Dibubarkan

VOC akhirnya dibubarin tahun 1799 oleh pemerintahan Republik Batavia (nama Negeri Belanda pas itu), dan diambil alih langsung sama pemerintahan republik sejak 1800.

Sejak 1800 itulah nama daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan VOC diganti jadi Nederlands Indie atau Dutch East Indies (dalam Bahasa Indonesia disebut Hindia Belanda).

Akhirnya Belanda membubarkan perusahaannya pada tahun 1799, dan mulai mendirikan kekuatan politiknya dibawah naungan Pemerintahan Republik.

Dari sinilah awal mula Belanda menguasai daerah yang ada diwilayah Nusantara,dimulai dari daerah bekas pasar perdagangannya yaitu VOC.



Awal Mula Penjajahan Belanda




Dengan serangkaian perang dari tahun 1800 sampe tahun 1914, barulah Belanda bisa nguasain hampir seluruh daerah Indonesia sekarang (kecuali bagian dalam Kalimantan, dan pedalaman Papua Barat).

Jadi, Negara Belanda ngejajah Indonesia cuma dari 1914 – 1949, dengan masa istirahat karena penguasaan Jepang sejak 1942 – 1945.

Setelah peristiwa peperangan yang terjadi antar kerajaan ditanah Nusantarapada tahun 1800 sampai dengan 1914, momentum tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Belanda. Yaitu untuk menguasai daerah bekas perang tersebut.

Belanda menguasai hampir keseluruhan wilayah NKRI pada saat itu, kecuali Aceh, pedalaman Kalimantan, dan pedalaman Papua.

Penjajahan Belanda dimulai dari tahun 1914 sampai tahun 1949, dan pada tahun 1942 sampai tahun 1945 Jepang mengambil alih kekuasaan Belanda.

Jika dihitung secara kalkulasi sederhana, penjajahan Belanda dimulai pada 1914 (setelah tragedi perang antar kerajaan) sampai dengan 1949, dikurangi masa 3 tahun kekuasaan Jepang. Dan total jumlah masa kekuasaan penjajahan Belanda hanyalah 32 Tahun!!

Asal Mula Persepsi "Indonesia Dijajah 350 Tahun Oleh Belanda


Gubernur Jenderal Bonifacius Cornelis de Jonge yang dulu jadi pimpinan di Hindia Belanda sejak 1931 berpidato di depan masyarakat Batavia sambil nyebutin: “Nederlanders zijn hier al 300 jaar geweest en we zullen nóg minstens 300 jaar blijven”, yang artinya kira2: “Belanda udah ada di sini sejak 300 taun yang lalu, dan tetep bakal ada disini 300 taun ke depan!”.


Setalah Belanda membubarkan perusahaan dagangnya yaitu VOC,dan mendirikan wilayahnya sendiri didaerah Batavia yang bernama Hindia-Belanda.

Gubernur mereka Bonifacius Cornelis de Jonge yang menjadi pemimpin kala itu mengatakan, "Belanda sudah ada disini 300 tahun yang lalu, dan tetap akan disini untuk 300 tahun kedepan."

Pidato tersebut disampaikannya dihadapan masyarakat Batavia, dengan tujuan untuk menciutkan semangat para pejuang Nasional rakyat Nusantara kala itu.


Jadi, jangan ada lagi persepsi bahwa "Indonesia dijajah tiga setengah abad oleh Belanda". Karna pemikiran tersebut adalah pemikiran Belanda, kita sebagai bangsa yang pernah dijajah oleh mereka jangan mau berpikir seperti itu.

"Cukup fisik generasi masa lalu Nusantara aja yang dijajah oleh mereka, jangan sampai otak pikiran generasi modern pun dijajah oleh mereka.

Karena kalau hal tersebut terjadi, maka kita akan selalu berada dalam masa penjajahan. Dan kata-kata yang disampaikan oleh gubernur Belanda saat itu menjadi kenyataan!"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar