Karena merasa bahwa 'aku' ini berdiri sendiri dan terpisah dari apa yang ada di sekeliling kita. Hal ini mengundang tumbuhnya sifat egosentris dan egoistis. Akibatnya kita berpikir :
1- Aku cuman kerja di tempat orang. Pokoknya asal kerja yang penting adalah dapat gaji untuk diriku. Tidak peduli efek dari sikap dan tindakanku dalam pekerjaan terhadap perusahaan. Perusahaan bukanlah diriku.
2- Aku cuman warga negara, orang kecil. Keadaan politik negara bukan urusanku. Yang penting aku cari duit. Soal kebangsaan kenegaraan itu urusan mereka.
3- Aku pengusaha. Tujuan saya adalah mencari profit sebanyak-banyaknya. Saya tidak perlu peduli dengan apa yang terjadi pada lingkungan alam atau efek proyek saya pada komunitas disitu. Saya bukan mereka.
Ini adalah pandangan salah yang sangat membahayakan. Ilusi adanya kemandirian dan keterpisahan. Gagal melihat bahwa segalanya itu saling kebergantungan. Akibatnya jelas :
1. Ethos dan prestasi kerja yang buruk. Akibatnya dipecat. Kemudian aku menyalahkan perusahaan.
2. Karena warga negara yang tidak peduli terhadap kondisi dan masa depan negerinya, maka dunia politiknya dimanfaatkan oleh para tikus-tikus untuk secara bebas menggerogoti negara tanpa termonitor. Atau warga yang tidak peduli buang sampah sembarangan karena pandangan keliru bahwa sikap seperti itu tidak mempengaruhi hidupnya "Gak ada hukumnya pak!"
3. Karena lingkungan alam yang rusak, pada akhirnya dampak bencana alam banjir, atau perubahan iklim menghancurkan hidupku dan keluargaku juga.
Oleh karena itu patut direnungkan bahwa apa yang disebut "diri" yang berdiri sendiri terpisah dari faktor2 lain itu hanyalah gagasan keliru yang muncul akibat ilusi kemandirian (illusion of independency).
Coba rekan2 berlatihlah...karena ini menyangkut pengembangan ketrampilan batin...skill...bukan sekedar pernyataan intelektual yg cukup cuma dipahami atau dipercayai.
Mari kita meditasikan.
Pertanyaan renungan:
1. Apakah bedanya dengan faktor yang kemaren kita renungkan (Tunggal dan Gabungan) ?
2. Mengapa perlu perenungan secara terpisah?
3. Cari contoh lain yg relevan dengan pandanganmu terhadap keadaan sekelilingmu.
4. Renungkan, meditasikan bagai mana gagasan tentang diri itu terbentuk dari berbagai macam faktor pembentuk sepanjang waktu (pendidikan, pergaulan, lingkungan sekitar, bacaan, pengalaman traumatik, dsb). Jadi kalau kita turut menciptakan lingkungan sampah, maka jangan heran diri kita pun akan menjadi sampah.....kalo semuanya begitu tanpa ditindak akhirnya jadi bangsa sampah. Karena dimana-mana manusia sampah maka menjadi pemandangan buruk, toxic, stress. Lalu siklus kehancuran menggulung makin dalam karena diri menggenggam pandangan salah.
Mari kita sadari ini dan bangkit dari kebodohan kegelapan batin.
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐋𝐚𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐭𝐣𝐚 𝐒𝐢𝐥𝐚!
Rahayu!
------
DISKUSI
"Bagaimana seseorang dapat hidup di bumi tanpa merusak keindahannya?" https://youtu.be/HXpv5IojLOk
Krishnamurti (non-affiliated) mengemukakan inti masalahnya adalah keegoisan.
Itu hanya bisa diatasi bila tumbuh Love.
Love hanya bisa muncul bila ada supreme intelligent.
Bukankah ini selaras dengan compassion dan wisdom dalam ajaran2 Dharma? Supreme Intelligent atau Wisdom hanya bisa muncul bila pandangan keliru tentang Self dilampaui baru dari situ muncul bersamaan Unconditional Love yang natural dan spontan (uncontrived), non-dogmatic dan tanpa sekat-sekat sektarian, tanpa neuroticism. Itu namanya Awareness.
X : yg dimaksud love tanpa neuroticism itu bagaimana mbah?
Dharmo Gandul : love yang muncul bukan dari iming2 hadiah atau tekanan rasa takut. Melainkan dari kesadaran.
X : Prakteknya kalau saya peras (buat saya) : "Be sincere". Tuluslah in everything you do.
DG : Orang sering *merasa* sudah jujur / tulus (sincere), tapi tidak sadar bahwa pandangannya berdasarkan konsep yang keliru, persepsi yang keliru atau/dan asupan informasi yang keliru.
Kalau menurut saya lebih cocok pemilihan kata : "Berkesadaran"
X : higher language yang bagi saya belum kebayang action-nya spt apa
DG : Mungkin kata lain dari Kesadaran yg dimaksudkan adalah : pengertian, memahami, paham.
Paham bahwa satu hal dengan hal-hal lainnya saling berhubungan ketergantungan.
Jadi karyawan yang berkesadaran ya artinya : mengerti menjalankan prosedur kerja tanpa perlu disuruh-suruh atau diawasi, karena dia paham mengapa dan akibatnya....maka melakukan yang terbaik.
X : Compare to this. Sekali lagi ini untuk pemahaman praktis saya (krn ilmu masih terbatas)
DG : nanti masuk masa kampanye akan ketemu banyak kasus makanya pelan-pelan berlatih...lama2 pemahaman semakin mendalam meluas
Selengkapnya dan untuk membagikan keluar pranala FB :
BACA JUGA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar