Gambar ini sering dipakai orang untuk meyakinkan bahwa yang paling menentukan kesuksesan adalah privillege atau keistimewaan bawaan. Apa yang terbayang di benak Anda ketika melihat gambar ini? "Tentulah yang pakai mobil yang menang," mungkin itu pikiran banyak orang. Maaf, itu pikiran orang yang kurang imajinasi, sekaligus dangkal dalam melihat kehidupan.
Benarkah yang naik mobil alias yang punya privillege itu selalu lebih sukses dari yang tak punya? Tidak. Bahkan pertanyaannya perlu dikoreksi: bensrkah yang punya privillege itu selalu sukses. Jawabnya sama, yaitu tidak.
Pakailah sedikit imajinasi. Dalam konteks gambar di bawah, setelah melaju beberapa meter bisa saja yang di atas mobil itu terguling dan terlindas mobil, lalu tewas. Di alam nyata ada sangat banyak orang dengan privillege yang tersungkur, tidak menjadi apa-apa. Sepanjang hidup saya menyaksikan itu. Saya pernah melihat anak orang kaya raya, yang di akhir hidupnya jadi kuli bangunan.
Sebaliknya, apakah yang menarik gerobak itu selalu kalah? Tidak sekali lagi, gunakan imajinasi. Setelah merangkak beberapa saat mungkin dia akan menemukan mobil sport. Dalam dunia nyata begitulah adanya. Banyak orang yang memulai hidup dengan berbagai keterbatasan. Tapi itu hanya sebentar. Dalam waktu singkat ia bisa mengatasi keterbatasan itu, lalu melaju kencang.
Saya adalah orang tanpa privillege. Emak saya buta huruf, ayah saya cuma sekolah sampai kelas 2 SR. Kami keluarga petani miskin. Tapi saya bisa hidup dengan sukses.
"Emang sesukses apa sih kamu? Cuma begitu doang. Yang lebih sukses dari kamu banyak." Nah, bagian ini sebenarnya yang lebih penting. Kedua tim dalam gambar itu sebenarnya tidak sedang berlomba. Mereka hanya berjalan di lintasan yang berdampingan, tapi tidak berkompetisi.
Perlukah saya, misalnya, membandingkan hidup saya dengan Jack Ma lalu menyimpulkan bahwa dia lebih sukses? Tidak. Jack Ma menjalani hidupnya, saya menjalani hidup saya. Sukses saya adalah ketika saya berhasil mencapai kehidupan yang lebih baik dari kehidupan saya sebelumnya. Sukses adalah membangun diri kita versi baru, yang lebih baik dari versi sebelumnya. Sukses bukan menjadi orang yang lebih baik dari orang lain.
Jadi sebenarnya tak masalah, kalau misalnya Anda yang berangkat dari posisi sebagai anak petani punya bisnis yang jauh lebih kecil dari kawan kuliah Anda yang anak konglomerat atau pejabat tinggi. Yang penting adalah, Anda punya bisnis. Anda yang punya bisnis adalah versi lebih baik daripada Anda yang tidak punya bisnis.
Selesai? Tidak. Berikutnya adalah soal bagaimana menjadi lebih baik lagi. Sukses itu bukan terminal akhir. Sukses adalah perjalanan yang baru akan berakhir ketika Anda tidak lagi punya tenaga untuk menggerakkan badan dan berpikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar