Senin, 18 Januari 2021

Waspada, 9 Keganjilan Vtube

 



Pro dan kontra bisnis Vtube muncul di berbagai sudut dunia maya, terlebih lagi setelah seorang publik figur bermental toxic menjadi garda terdepan, dan mencoba mengarahkan para anggotanya untuk membungkam gerakan kebenaran karena mereka khawatir bisnis yang didasari tipu muslihat akan terbongkar.

Vtube merupakan bisnis yang memiliki banyak kejanggalan dari segi legalitas, sistem, membership dan transaksi didalamnya. Berikut ada beberapa hal yang bisa dilihat dan ditelaah tentang Vtube:

[9 Keganjilan Vtube]

1. Dikatakan dalam promo bahwa nonton iklan dibayar atau digaji (memakai rupiah atau dolar) oleh Vtube, faktanya yang diberikan Vtube hanyalah poin bernama VP (View Poin) yang harus dijual belikan pada member lain melalui transaksi menggunakan Rupiah. Ini bukan sistem 'gaji', ini  disebut sistem token yang cacat, dan yang aneh lagi mereka menganggap 1VP=$1, padahal VP sendiri belum ada nilai atau valuta yang sesuai karena TAK ADA HARGA KURS yang dijadikan acuan. Ini hanyalah klaim sepihak dari Vtube agar seakan-akan VP adalah poin berharga.

2. Ada fitur jumlah Voucher Belanja yang didapat seiring proses, diklaim akan bisa digunakan sebagai pendukung jual beli memakai VP pada fase E-Commerce, faktanya Voucher Belanja itu tidak memiliki dasar-dasar voucher seperti nilai diskon, lokasi transaksi dan tidak memiliki tanggal kadaluarsa, beda halnya dengan Voucher Belanja di E-Commerce perusahaan transaksional lainnya. Ini hanya semacam 'gimmick'/peran kosong sebuah fitur dalam bisnis Vtube.

3. Mereka selalu klaim bahwa Vtube bukan MLM ataupun skema Ponzi, faktanya member mencari dan merekrut orang baru/downline demi mendapat keuntungan referal dan sebagai persyaratan upgrade level (untuk upgrade, harus mencari 20 orang sebagai downline) dan mendapatkan keuntungan exposure. Maka berkembanglah jaringan pohon ajak-mengajak. Karena itu sesama member mereka saling promosi no. referal agar mereka bisa rekrut terus menerus.

4. Mereka mengatakan bukan investasi, faktanya Vtube menjanjikan keuntungan (profit) ditiap levelnya sesuai referal, jumlah dan jenis paket hingga janji-janji manis bahwa semua fitur akan berguna di E-Commerce, karena itu harus menyimpan VP dan Voucher.

5. Vtube selalu klaim bahwa mereka bukan lembaga keuangan hingga tidak perlu izin OJK, faktanya VP ditransaksikan menggunakan uang Rupiah dan Vtube tidak bisa dijual seluruhnya (tidak bisa dijual habis, jika poin VP habis dan tidak bisa melanjutkan misi, akun anda diblok), mengindikasikan secara tidak langsung Vtube meminjam dan menyimpan aset VP membernya sebagai jaminan investasi, terutama untuk potongan pada perusahaan senilai 20-50% tiap penjualan poin/WD.

6. Dari awal muncul hingga sekarang, nama Jack Goay ditetapkan sebagai CEO Vtube, faktanya hingga saat ini belum ada yg bisa membuktikan identitas atau profile CEO tersebut. Pada 19 Desember 2020, akhirnya terungkap nama CEO nya adalah Wilbert Karimun. Sungguh aneh untuk sebuah perusahaan yang mengaku sebagai perusahaan big data dan nasional jika jajaran pejabat perusahaan tidak transparan atau tidak sesuai pernyataan di awal. Selain itu, layanan Costumer Service (CS) pun tidak dilaksanakan, hingga jika terjadi kasus penipuan antar member, akan sulit mendapat support dari pihak Vtube.

7. Vtube selalu klaim bahwa perusahan-perusahaan besar lingkup nasional dan internasional bekerja sama dengan Vtube dan beriklan di Vtube, faktanya SEMUA perusahaan besar yang diklaim (seperti franchise ayam goreng, franchise produk kecantikan, franchise otomotif, dll.) menyangkal bahwa mereka bekerja sama dengan Vtube dalam bentuk apapun.

8. Vtube mengatakan mereka memiliki legalitas dan didukung oleh pihak pemerintah seperti Kominfo, faktanya Vtube sudah dinyatakan ilegal oleh OJK dan jajaran SWI (Satgas Waspada Investigasi yang terdiri dari sub-divisi OJK dan pihak Kementrian Ekonomi) yang masih berlaku hingga sekarang dan sudah dicabut ijinnya oleh KOMINFO dengan pemblokiriran web resmi yang terdaftar pertama kali di Kominfo.

9. Mengaku perusahaan 'big data' skala nasional dengan 10juta lebih pengguna, faktanya hingga saat ini lokasi kantor atau markas aset pelaksanaan Vtube yang terbarupun belum diketahui. Lalu, tentang situs Vtube. Aplikasinya sudah pernah diblokir pada akhir September tepatnya 29 September 2020.
Saat itu member Vtube gencar kalau Vtube tidak bisa dibuka, dan cuma bisa dibuka kalau memakai VPN.
Pada tanggal 30 September, Vtube membeli Domain (web) yang baru untuk mengganti Domain aplikasi yang lama yang sudah diblokir. Semacam web baru untuk menghindari pemblokiran Kominfo.
Masukan domain Aplikasi Vtube yang baru yaitu v-tube.biz. Disitu tertera bukti pembuatan.

Secara garis besar, sudah banyak 'red flag'/tanda bahaya dari bisnis Vtube ini. Memang, tidak dipungkiri bahwa keuntungan bisa didapat oleh member-member atas yang sudah lama ikut atau memiliki modal, namun sistem transaksi membership mereka yang aneh dan klaim-klaim bohong tidak bisa memisahkan mereka dari rasa curiga.
Waspadalah, hindari terbuai bujukan mencari uang dengan cara kotor yang dibalut janji manis!
Kami sangat tahu masa pandemi membuat ekonomi melambat, tapi apakah rela anda ditipu dan menipu orang lain?
Semua kembali kepada nurani anda.

Jika ingin tahu lebih lanjut mengenai bisnis yang tidak aman, sebelum anda mengikuti suatu bisnis sebaiknya kunjungi grup Masyarakat Anti Ponzi di FB. Di dalamnya banyak anggota yang sukarela memberantas bisnis aneh demi menjaga saudara dan keluarga dari godaan yang tak bertanggung jawab.

https://www.facebook.com/groups/1689231828071122/?ref=share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar