Sabtu, 27 Januari 2024

Perang Candu: Ketika Narkoba Membuahkan Peperangan

 Perang Candu: Ketika Narkoba Membuahkan Peperangan


Opium masuk ke Cina sebagai barang impor dari wilayah-wilayah seperti Turki, Iraq, Roma, dan sebagainya. Opium pada awalnya digunakan sebagai obat berbagai penyakit seperti diare, diabetes, malaria, dan lainnya. Tetapi, ketika tembakau mulai masuk ke Cina sekitar tahun 1573-1627, barulah opium dijadikan sebagai bahan rokok. Pada pertengahan abad ke-17, merokok tembakau menjadi kebiasaan di kalangan dinasti. Dinasti Qing yang muncul pada tahun 1644, mencoba untuk melarang aktivitas merokok. Perokok dan penjualnya dapat didenda, dicambuk, dan bahkan dipenggal. 

Pada awal abad ke-18, mereka menemukan bahwa tembakau lebih enak jika dibasahi oleh opium. Opium dalam kebiasaan merokok menjadi hal yang membuat para konsumen mulai menganggap opium sebagai barang penting. Hal ini juga diperkuat karena dari merokok, mereka lebih jarang dapat membunuh pemakainya daripada mereka yang memakan dan meminum obat tersebut. Cina membuat merokok opium menjadi milik mereka sendiri pada akhir abad ke-18 sampai awal abad ke-19. Barang tersebut menjadi barang keramahtamahan yang penting untuk dimiliki. Menjadi favorit untuk menghilangkan rasa penat dari tekanan kehidupan istana bagi kaisar dan rumah tangganya. 
 Para Perokok Opium (Sumber: Wikimedia Commons)
Efek Bagi Negara
Opium sebenarnya menjadi illegal mulai sejak tahun 1729, tetapi karena nilai opium yang lama kelamaan menjadi berharga karena dapat diperjual belikan kepada orang-orang sekitar, bahkan orang-orang dari kerajaan. Antara tahun 1773 sampai hampir abad ke-18, impor opium Cina meningkat empat kali lipat. Larangan di tahun 1729 diberlakukan kembali pada tahun 1796. Meski begitu, larangan tersebut hanya memiliki dampak kecil karena membuat para penyelundup melakukan transaksi mereka lebih jauh di sepanjang pantai, dari tadinya yang sudah terang-terangan di Kanton. Mereka tidak dapat mengendalikan pedagang dan pejabat korup yang melakukan penyelundupan.
Pemerintah Cina mencoba untuk lebih tegas secara perlahan dengan memberlakukan hukuman-hukuman seperti hukuman cambuk 100 kali dan 3 bulan penjadi bagi para pengkonsumsi candu pada tahun 1831. Peraturan ditambah lagi dengan menjatuhkan hukuman mati di tahun 1838. Setahun kemudian, seorang Gubernur Provinsi Jiang, Lin Zexu ditunjuk menjadi komisioner kerajaan oleh kaisar. Ia pun mempunyai misi untuk memberantas dan menghapuskan perdagangan candu di Kanton. 
Industri opium menjadi industri yang sedang booming karena permintaan, suplai, dan harga meningkat sepanjang awal abad ke-19. Impor sudah meningkat sepuluh kali lipat pada tahun 1839. Kenaikan dalam konsumsi opium malah membuat kerajaan takut akan ekonominya. Ini karena pada awal abad ke-19, kerajaan terlihat habis dalam pasokan peraknya. Perak menjadi hal penting karena menjadi mata uang untuk membayar pajak dan militer. Hal ini membuat pemasukan Cina berkurang dan akhirnya menyebabkan beban pembayaran pajak. 
 Kenaikan Impor Opium ke Cina (Sumber: United Nations Data)
Uang tembaga yang menjadi alternatif uang lainnya tidak dapat menyelamatkan perekonomian Cina. Nilai uang tembaga terus mengalami penurunan sehinnga 1 ons perak biasanya berharga 1.000 uang tembaga. Tetapi sekarang, di beberapa bagian Cina, perak berharga sampai 1.600 uang tembaga. Penurunan nilai uang tembaga dilihat memiliki kaitan dengan kuantitas besar perak yang digunakan untuk membayar penyelundup opium. Opium terlihat sebagai biang dari segala permasalahan di kerajaan. 
Latar Belakang Konflik
Inggris menjadi salah satu negara yang berdagang dengan Cina, Cina mengimpor barang-barang seperti porselen, teh, dan sutra ke Inggris melalui pihak ketiga. Pada akhir abad ke-18 saat berdagang, ekspor kapas berkurang sehingga mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan dalam perdagangan. Opium pun dilihat sebagai penggantinya karena Opium menjadi barang yang sedang laku karena minatnya yang tinggi. Pihak Inggris mempunyai Benggala sebagai ladang opium mereka, sehingga mereka memiliki pasokan yang banyak. Inggris pun akhirnya melakukan bisnis illegal dengan Cina selama beberapa tahun. Mereka memperoleh keuntungan yang besar dari bisnis ini. Tercatat bahwa pengiriman candu dari EIC ke Cina meningkat setiap tahunnya.

 Gudang Penyimpanan Opium Inggris di India (Sumber: wellcomecollection.org)
Selain Inggris, terdapat juga Amerika. Amerika pernah bersaing dengan Inggris. Mereka membeli opiumnya di Turki lalu menjualnya di India dengan harga yang sudah di diskon. Penyelundup dari Cina akhirnya membeli barang tersebut. Pihak East India Company membantu untuk melakukan perjanjian illegal untuk menyebarluaskan opium ke pedalaman. Sekitar 40.000 peti dibawa ke daratan pada 1839 sendiri. Pihak Cina lalu membelinya menggunakan perak sehingga mengakibatkan stok perak di Cina menurun dengan drastis. Lin yang mempunyai tugas untuk menyingkirkan opium menyatakan keluhannya karena konsumen Cina menghabiskan sekitar 100 juta tael atau 38 gram perak hanya untuk opium, sedangkan anggaraan yang pemerintah miliki hanya ada 40 juta tael. Jika hal ini terus berlanjut maka di masa yang akan mendatang, kita tak lagi memiliki pasukan untuk melawan musuh dan juga tidak ada uang untuk perlengkapan tentara. 
Ketegangan yang Memanas
Pada 10 Maret 1839, Lin datang ke Kanton. Ia ditugaskan untuk memberantas perdagangan opium di Kanton. Beberapa hari kemudian, Lin membuat 4 peringatan yang ditujukan kepada penduduk Kanton. Peringatan tersebut ditujukan kepada: 1. guru sekolah, 2. Pedagang, tentara, dan petani bawahan, 3. Marinir di kapal patrol, dan 4. Kelompok-kelompok tertentu. Lin mengajak mereka untuk membantunya dalam menumpaskan opium di Kanton. 
Lin juga mencoba untuk menghubungi pihak pemerintah Inggris untuk menghentikan penyelundupan opium. Pesan tersebut ditujukan kepada Ratu Victoria. Usaha Lin terlihat sia-sia karena, pada akhirnya surat tersebut tidak dapat sampai ke Ratu Victoria karena tanpa adanya kejelasan, surat tersebut hilang dalam perjalanan dari Cina ke Inggris. Meski begitu, surat kabar, The Times of London, mendapatkan surat Lin dan mencetaknya, tapi hasilnya tetap nihil. 

Surat Lin Zexu untuk Ratu Victoria (Sumber: chiculture.net)
Pada tanggal 18 Maret, Lin mengirimkan dua pesan kepada serikat pedagang dan pedagang asing untuk menyerahkan semua opium mereka yang berada di kapal. Jika serikat pedagang gagal melakukannya, maka akan dianggap sebagai bukti terakhir bahwa mereka berkolusi dengan para penyelundup dan akan dianggap sebagai pengkhianat. Lin sendiri juga berkata jika mereka gagal, ia sendiri akan mendapatkan izin dari Peking untuk memilih satu atau dua diantara yang ada dan menyita semua barang mereka, sebagai peringatan untuk yang lain. 
4 hari berlalu tetapi belum ada kepastian dari orang asing. Mereka hanya mengatakan kepada serikat dagang bahwa permintaan Lin sedang dipikirkan. Ia mendengar kabar bahwa pihak Amerika akan menyerahkan opium mereka, tetapi hal tersebut dihentikan oleh Lancelot Dent, kepala dari salah satu firma besar penyelundupan opium. Lin mencoba untuk memanggil Dent untuk berhadapan dengannya, tetapi usahanya selalu gagal. Masalah tersebut akhirnya dianggap selesai karena Lin mendapatkan hasil bahwa yang orang yang bertanggung jawab bukanlah Dent, melainkan Kapten Elliot, Inspektur Perdagangan Inggris. Pada saat Lin mengumumkan penyitaan opium, Elliot sedang berada di Makau. Ia kembali ke Kanton pada 24 Maret, 3 hari melebihi batas waktu Lin. Perjuangan Lin bukan lagi dengan orang asing secara menyeluruh, tetapi antara Lin dengan Elliot. 
Pengepungan di Pabrik
Sesampainya di Kanton, ia langsung pergi menuju pabrik milik Dent. Saat itu, pabrik tersebut terdapat 300 pekerja dan karyawan. Lin langsung menyuruh pasukan untuk mengepung pabrik tersebut. Pabrik pun akhirnya dikepung oleh pasukan Cina. Selain pasukan Cina yang berada di luar pabrik, Pasukan Cina sudah memposisikan kapal penembak di Benteng Bogue. Ketegangan meningkat ketika para pekerja Cina mulai melarikan diri dari tempat tersebut. Hanya tersisa orang asing yang harus mempertahankan diri mereka sendiri. Sementara itu, Elliot mencoba untuk bernegosiasi dengan Lin.

Sehari setelahnya, para pasukan menyegel jalan di sekitar pabrik. Mereka juga menggunakan gong agar mereka tidak dapat tidur. Makanan dilarang dikirimkan, meski ada beberapa pemasok yang tidak patuh dan mengirimkan makan dan minuman dengan bantuan dari beberapa pasukan yang sudah di suap. Pada 28 Maret, serikat dagang membawa surat dari Elliot yang menyatakan kesediannya untuk memberikan Lin, 20.283 peti opium Inggris, serta berjanji bahwa Ratu akan bertanggung jawab atas kerugian komunitas dagang.  
Selama bulan April dan Mei 1839, peti-peti opium Elliot berdatangan. mereka membakar peti tersebut di dekat pantai, luar Kanton. Antara sekitar 6 sampai 10 juta dollar diperkirakan menjadi nilai dari opium yang ditenggelamkan. Setelah itu, Lin mengingatkan agar Inggris menandatangani perjanjian untuk tidak lagi membawa opium ke Cina. Pada 24 Mei, semua opium yang diterima telah dihancurkan dan menyuruh agar pedagang yang terlibat dalam perdagangan opium untuk meninggalkan Cina, dan tidak lagi kembali kesini. 
Mereka meninggalkan Kanton, dari perintah Elliot yang telah menepati janjinya kepada Lin. Banyak dari pihak Inggris yang tidak ikut dalam perdagangan, seperti misionaris dan pelayan, juga ikut meninggalkan Kanton. Pada bulan Juni, tercatat hanya terdapat 15 orang Amerika, 6 Inggris, dan 0 orang India, di Kanton. Pihak Inggris yang akhirnya menerima kabar mengenai tindakan Lin Zexu, geram karena merasa negara mereka dihina. Perang di antara keduanya belum selesai karena setelah ini, peperangan akan memasuki babak baru.

https://narasisejarah.id/perang-cand...an-peperangan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar