Minggu, 12 November 2023

Tanah yang Dijanjikan: Alasan Israel Ngotot Jajah Palestina!

 

Sumber Gambar

Tanah yang dijanjikan (the promised land) adalah salah satu isu utama yang digunakan dalam menggalang gerakan Zionisme dan menegakkan Negara Yahudi. Meskipun demikian, terdapat perbedaan pendapat tentang sejarah sebenarnya dari tanah ini.

Sebelum adanya negara Palestina, tanah tersebut diduduki oleh penduduk Arab selama lebih dari seribu tahun. Namun, para pendukung Israel berargumen bahwa sejak lebih dari seribu tahun yang lalu, tanah itu adalah rumah bagi orang-orang Yahudi. Dalam pandangan mereka, tanah Palestina adalah tanah yang diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang Yahudi. Oleh karena itu, mereka memiliki klaim yang kuat terhadap tanah tersebut.

Namun, sudut pandang Israel ini tidaklah diterima oleh semua pihak. Pendukung Palestina menolak klaim Israel atas tanah Palestina dan menganggapnya sebagai upaya penjajahan. Mereka berpendapat bahwa tanah Palestina adalah tanah Arab yang tidak dapat diasingkan dari tanah air Arab.


Sumber Gambar

Fakta sejarah menegaskan bahwa Palestina bukan hanya tanah asli orang-orang Yahudi. Palestina telah menjadi tempat tinggal berbagai suku dan bangsa sejak ribuan tahun yang lalu. Orang-orang Kanaan, Yebos, Het, Amori, dan tujuh bangsa lainnya merupakan penduduk asli Palestina, bukan orang-orang Yahudi.

Pendukung klaim tanah yang dijanjikan mengacu pada kitab suci Alkitab, yang menyebutkan bahwa tanah Kanaan (nama kuno untuk wilayah yang meliputi Israel, Palestina, Lebanon, serta sebagian Yordania, Suriah, dan sebagian kecil Mesir timur laut) adalah tanah perjanjian yang dijanjikan oleh Allah kepada bangsa Israel. Namun, penafsiran ini harus dilakukan dengan hati-hati. Apakah kita benar-benar menganggap kitab suci sebagai bukti historis yang akurat?

Menurut beberapa pihak istilah "tanah yang dijanjikan" sebenarnya merupakan mitos. Seharusnya disebut sebagai "tanah yang ditaklukkan", karena itu adalah hasil dari penaklukan, bukan janji dari Tuhan. Terdapat bukti-bukti konkret yang mendukung pernyataan ini, termasuk dari literatur-literatur Yahudi dan Kristen.


Sumber Gambar

Selain itu, organisasi Yahudi anti-zionis Naturei Karta juga menyatakan bahwa klaim tanah yang dijanjikan telah berakhir setelah bangsa Israel diasingkan di Gurun Sinai selama 40 tahun. Ini berarti rahmat Allah untuk mengklaim tanah yang dijanjikan telah berakhir.

Sejarah tanah yang dijanjikan juga memiliki konteks dalam pandangan agama. Dalam Islam, pemenuhan janji Allah terhadap Bani Israel telah selesai di masa lalu. Allah pernah menyuruh Musa as dan Bani Israel untuk memasuki tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan-Nya. Namun, karena ketakutan akan para penguasa zalim yang tinggal di sana, Bani Israel enggan memasuki tanah tersebut.

Isu tanah yang dijanjikan telah menjadi alasan untuk mengagresi Palestina, mengusir penduduk asli, dan melakukan pembantaian. Namun, argumen ini telah dipertanyakan oleh banyak pihak. Fakta sejarah menunjukkan bahwa penjajahan Israel di Palestina tidak didasarkan pada kebenaran sejarah, melainkan pada kekuatan militer.


Sumber Gambar

Penting untuk memahami bahwa klaim atas tanah tidak boleh menjadi alasan untuk menjustifikasi tindakan kekerasan atau pembersihan etnis. Hidup berdampingan dan berbagi wilayah dengan damai harus menjadi tujuan kita.

Sejarah telah menunjukkan bahwa penduduk asli Palestina dan orang-orang Yahudi dapat hidup berdampingan dalam harmoni sebelum konflik modern ini dimulai. Oleh karena itu, kita harus mencari solusi damai yang memperhatikan hak-hak semua pihak.


Sumber Gambar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar